Kisah Isra' Mi'raj Nabi Muhammad Saw.
Posted by
Unknown
on
Sunday, May 17, 2015
with
No comments
Diterjemah kan dengan ringkas dari Kitab Al Anwaarul Bahiyyah Min Israa’ Wa Mi’raaj Khoiril Bariyyah, Karya Al Imam Al Muhaddits As Sayyid Muhammad bin Alawy Al Hasany RA.
Pada suatu malam Nabi Muhammad Saw. berada di Hijir Ismail dekat Ka’bah al Musyarrofa h, saat itu beliau berbaring diantara paman beliau, Sayyiduna Hamzah dan sepupu beliau, Sayyiduna Ja'far bin Abi Thalib, tiba-tiba Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil menghampir i beliau lalu membawa beliau ke arah sumur zamzam, setibanya di sana kemudian mereka merebahkan tubuh Rasulullah untuk dibelah dadanya oleh Jibril As.
Dalam riwayat lain disebutkan suatu malam terbuka atap rumah Beliau Saw, kemudian turun Jibril As, lalu Jibril membelah dada beliau yang mulia sampai di bawah perut beliau, lalu Jibril berkata kepada Mikail: “Datangkan kepadaku nampan dengan air zam-zam agar aku bersihkan hatinya dan aku lapangkan dadanya”.
Dan perlu diketahui bahwa penyucian ini bukan berarti hati Nabi kotor, tidak, justru Nabi sudah diciptakan oleh Allah dengan hati yang paling suci dan mulia, hal ini tidak lain untuk menambah kebersihan di atas kebersihan , kesucian di atas kesucian, dan untuk lebih memantapka n dan menguatkan hati beliau, karena akan melakukan suatu perjalanan maha dahsyat dan penuh hikmah serta sebagai kesiapan untuk berjumpa dengan Allah Swt.
Kemudian Jibril As. mengeluark an hati beliau yang mulia lalu mencucinya tiga kali, kemudian didatangka n satu nampan emas dipenuhi hikmah dan keimanan, kemudian dituangkan ke dalam hati beliau, maka penuhlah hati itu dengan kesabaran, keyakinan, ilmu dan kepasrahan penuh kepada Allah, lalu ditutup kembali oleh Jibril As.
Setelah itu disiapkan untuk Baginda Rasulullah binatang Buroq lengkap dengan pelana dan kendalinya , binatang ini berwarna putih, lebih besar dari himar lebih rendah dari bighal, dia letakkan telapak kakinya sejauh pandangan matanya, panjang kedua telinganya , jika turun dia mengangkat ke dua kaki depannya, diciptakan dengan dua sayap pada sisi pahanya untuk membantu kecepatann ya.
Saat hendak menaikinya , Nabi Muhammad merasa kesulitan, maka Jibril meletakkan tangannya pada wajah buroq sembari berkata: “Wahai buroq, tidakkah kamu merasa malu, demi Allah tidak ada Makhluk Allah yang menaikimu yang lebih mulia daripada dia (Rasululla h)”, mendengar ini buroq merasa malu sehingga sekujur tubuhnya berkeringa t, setelah tenang, naiklah Rasulullah keatas punggungny a, dan sebelum beliau banyak Anbiya’ yang menaiki buroq ini.
Dalam perjalanan , Jibril menemani disebelah kanan beliau, sedangkan Mikail di sebelah kiri, menurut riwayat Ibnu Sa’ad, Jibril memegang sanggur di pelana buroq, sedang Mikail memegang tali kendali.
(Mereka terus melaju, mengarungi alam Allah Swt. yang penuh keajaiban dan hikmah dengan Inayah dan RahmatNya) , di tengah perjalanan mereka berhenti di suatu tempat yang dipenuhi pohon kurma, lantas malaikat Jibril berkata: “Turunlah disini dan sholatlah” , setelah Beliau sholat, Jibril berkata: “Tahukah di mana Anda sholat?”, “Tidak”, jawab beliau, Jibril berkata: “Anda telah sholat di Thoybah (Nama lain dari Madinah) dan kesana anda akan berhijrah” .
Kemudian buroq berangkat kembali melanjutka n perjalanan , secepat kilat dia melangkahk an kakinya sejauh pandangan matanya, tiba-tiba Jibril berseru: “berhentil ah dan turunlah anda serta sholatlah di tempat ini!”, setelah sholat dan kembali ke atas buroq, Jibril memberitah ukan bahwa beliau sholat di Madyan, di sisi pohon dimana dahulu Musa bernaung dibawahnya dan beristirah at saat dikejar-ke jar tentara Firaun.
Dalam perjalanan selanjutny a Nabi Muhammad turun di Thursina’, sebuah lembah di Syam, tempat dimana Nabi Musa berbicara dengan Allah Swt., beliau pun sholat di tempat itu. Kemudian beliau sampai di suatu daerah yang tampak kepada beliau istana-ist ana Syam, beliau turun dan sholat disana. Kemudian Jibril memberitah ukan kepada beliau dengan berkata: “Anda telah sholat di Bait Lahm (Betlehem, Baitul Maqdis), tempat dilahirkannya Nabi Isa bin Maryam”.
Setelah melanjutka n perjalanan , tiba-tiba beliau melihat Ifrit dari bangsa Jin yang mengejar beliau dengan semburan api, setiap Nabi menoleh beliau melihat Ifrit itu. Kemudian Jibril berkata: “T idakkah aku ajarkan kepada anda beberapa kalimat, jika anda baca maka akan memadamkan apinya dan terbalik kepada wajahnya lalu dia binasa?”
Kemudian Jibril memberitah ukan doa tersebut kepada Rasulullah . Setelah itu mereka melanjutka n perjalanan sampai akhirnya bertemu dengan suatu kaum yang menanam benih pada hari itu dan langsung tumbuh besar dan dipanen hari itu juga, setiap kali dipanen kembali seperti awalnya dan begitu seterusnya , melihat keanehan ini Beliau Saw. bertanya: “Wahai Jibril, siapakah mereka itu?”, Jibril menjawab: ”Mereka adalah para Mujahid fi sabilillah , orang yang mati syahid di jalan Allah, kebaikan mereka dilipatgan dakan sampai 700 kali."
Kemudian beberapa saat kemudian beliau mencium bau wangi semerbak, beliau bertanya: “Wahai Jibril bau wangi apakah ini?”, Jibril menjawab, “Ini adalah wanginya Masyithoh, wanita yang menyisir anak Firaun, dan anak-anakn ya”,
Masyitoh adalah tukang sisir anak perempuan Firaun, ketika dia melakukan pekerjaann ya tiba-tiba sisirnya terjatuh, spontan dia mengatakan : “Bismillah , celakalah Firaun”, mendengar ini anak Firaun bertanya: “Apakah kamu memiliki Tuhan selain ayahku?”, Masyithoh menjawab: “Ya”. Kemud ian dia mengancam akan memberitah ukan hal ini kepada Firaun. Setelah dihadapkan kepada Raja yang dzalim itu, dia berkata: “Apakah kamu memiliki Tuhan selain aku?”, Masyithoh menjawab: “Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah”.
Mengetahui keteguhan iman Masyithoh, kemudian Firaun mengutus seseorang untuk menarik kembali dia dan suaminya yang tetap beriman kepada Allah agar murtad, jika tidak maka mereka berdua dan kedua anaknya akan disiksa, tapi keimanan masih menetap di hati Masyithoh dan suaminya, justru dia berkata: “Jika kamu hendak membinasak an kami, silahkan, dan kami harap jika kami terbunuh kuburkan kami dalam satu tempat”.
Maka Firaun memerintah kan agar disediakan kuali raksasa dari tembaga yang diisi minyak dan air kemudian dipanasi, setelah betul-betu l mendidih, dia memerintah kan agar mereka semua dilemparka n ke dalamnya, satu persatu mereka syahid, sekarang tinggal Masyithoh dan anaknya yang masih menyusu berada dalam dekapannya , kemudian anak itu berkata: “Wahai ibuku, lompatlah, jangan takut, sungguh engkau berada pada jalan yang benar”, kemudian dilemparla h dia dan anaknya.
Kemudian di tengah perjalanan , beliau juga bertemu dengan sekelompok kaum yang menghantam kan batu besar ke kepala mereka sendiri sampai hancur, setiap kali hancur, kepala yang remuk itu kembali lagi seperti semula dan begitu seterusnya . Jibril menjelaska n bahwa mereka adalah manusia yang merasa berat untuk melaksanak an kewajiban sholat.
Kemudian beliau juga bertemu sekelompok kaum, di hadapan mereka ada daging yang baik yang sudah masak, sementara di sisi lain ada daging yang mentah lagi busuk, tapi ternyata mereka lebih memilih untk menyantap daging yang mentah lagi busuk, ketika Rasulullah menanyakan perihal ini, Jibril menjawab: “Mereka adalah manusia yang sudah mempunyai istri yang halal untuknya, tapi dia justru berzina (berseling kuh) dengan wanita yang jelek (hina), dan begitupula mereka adalah para wanita yang mempunyai suami yang halal baginya tapi justru dia mengajak laki-laki lain untuk berzina dengannya” .
Ketika beliau melanjutka n perjalanan , tiba-tiba seseorang memanggil beliau dari arah kanan: “Wah ai Muhammad, aku meminta kepadamu agar kamu melihat aku”, tapi Rasulullah tidak memperduli kannya.
Kemudian Jibril menjelaska n bahwa itu adalah panggilan Yahudi, seandainya beliau menjawab panggilan itu maka umat beliau akan menjadi Yahudi. Begitu pula beliau mendapat seruan serupa dari sebelah kirinya, yang tidak lain adalah panggilan Nashrani, namun Nabi tidak menjawabny a. Walhamduli llah.
Kemudian tiba-tiba muncul di hadapan beliau seorang wanita dengan segala perhiasan di tangannya dan seluruh tubuhnya, dia berkata: “Wahai Muhammad lihatlah kepadaku”, tapi Rasulullah tidak menoleh kepadanya, Jibril berkata: “Wahai Nabi itu adalah dunia, seandainya anda menjawab panggilann ya maka umatmu akan lebih memilih dunia daripada akhirat”.
Demikianla h perjalanan ditempuh oleh beliau Saw. dengan ditemani Jibril dan Mikail, begitu banyak keajaiban dan hikmah yang beliau temui dalam perjalanan itu sampai akhirnya beliau berhenti di Baitul Maqdis (Masjid al Aqsho). Beliau turun dari Buraq lalu mengikatny a pada salah satu sisi pintu masjid, yakni tempat dimana biasanya Para Nabi mengikat buraq di sana.
Kemudian beliau masuk ke dalam masjid bersama Jibril, masing-mas ing sholat dua rakaat. Setelah itu sekejap mata tiba-tiba masjid sudah penuh dengan sekelompok manusia, ternyata mereka adalah para Nabi yang diutus oleh Allah Swt. Kemudian dikumandan gkan adzan dan iqamah, lantas mereka berdiri bershaf-shaf menunggu siapakah yang akan mengimami mereka, kemudian Jibril memegang tangan Rasulullah lalu menyuruh beliau untuk maju, kemudian mereka semua sholat dua rakaat dengan Rasulullah sebagai imam. Beliaulah Imam (Pemimpin) para Anbiya’ dan Mursalin.
Setelah itu Rasulullah merasa haus, lalu Jibril membawa dua wadah berisi khamar dan susu, Rasulullah memilih wadah berisi susu lantas meminumnya , Jibril berkata: “Sungguh anda telah memilih kefitrahan yaitu al Islam, jika anda memilih khamar niscaya umat anda akan menyimpang dan sedikit yang mengikuti syariat anda”.
Setelah melakukan Isra’ dari Makkah al Mukarromah sampai ke Masjid al Aqsha, Baitul Maqdis, kemudian beliau disertai malaikat Jibril siap untuk melakukan Mi’raj yakni naik menembus berlapisny a langit ciptaan Allah yang Maha Perkasa sampai akhirnya beliau berjumpa dengan Allah dan berbicara dengan Nya, yang intinya adalah beliau dan umat ini mendapat perintah sholat lima waktu. Sungguh merupakan nikmat dan anugerah yang luar biasa bagi umat ini, di mana Allah memanggil Nabi-Nya secara langsung untuk memberikan dan menentukan perintah ibadah yang sangat mulya ini. Cukup kiranya hal ini sebagai kemulyaan ibadah sholat. Sebab ibadah lainnya diperintah hanya dengan turunnya wahyu kepada beliau, namun tidak dengan ibadah sholat, Allah memanggil Hamba yang paling dicintainy a yakni Nabi Muhammad Saw. ke hadirat Nya untuk menerima perintah ini.
Ketika beliau dan Jibril sampai di depan pintu langit dunia (langit pertama), ternyata disana berdiri malaikat yang bernama Ismail, malaikat ini tidak pernah naik ke langit atasnya dan tidak pernah pula turun ke bumi kecuali disaat meninggaln ya Rasulullah Saw., dia memimpin 70 ribu tentara dari malaikat, yang masing-mas ing malaikat ini membawahi 70 ribu malaikat pula. Jibril meminta izin agar pintu langit pertama dibuka, maka malaikat yang menjaga bertanya: “Siapakah ini?”
Jibril menjawab: “Aku Jibril.”
Malaikat itu bertanya lagi: “Siapakah yang bersamamu? ”
Jibril menjawab: “Muhammad saw.”
Malaikat bertanya lagi: “Apakah beliau telah diutus (diperinta h)?”
Jibril menjawab: “Benar”.
Setelah mengetahui kedatangan Rasulullah malaikat yang bermukim disana menyambut dan memuji beliau dengan berkata: “Selamat datang, semoga keselamata n menyertai anda wahai saudara dan pemimpin, andalah sebaik-bai k saudara dan pemimpin serta paling utamanya makhluk yang datang”. Maka dibukalah pintu langit dunia ini. Setelah memasukiny a beliau bertemu Nabi Adam dengan bentuk dan postur sebagaiman a pertama kali Allah menciptaka nnya. Nabi saw bersalam kepadanya, Nabi Adam menjawab salam beliau seraya berkata: “Selamat datang wahai anakku yang sholeh dan nabi yang sholeh”.
Di kedua sisi Nabi Adam terdapat dua kelompok, jika melihat ke arah kanannya, beliau tersenyum dan berseri-se ri, tapi jika memandang kelompok di sebelah kirinya, beliau menangis dan bersedih. Kemudian Jibril menjelaska n kepada Rasulullah , bahwa kelompok disebelah kanan Nabi Adam adalah anak cucunya yang bakal menjadi penghuni surga sedang yang di kirinya adalah calon penghuni neraka.
Kemudian Rasulullah melanjutka n perjalanan nya di langit pertama ini, tiba-tiba pandangan beliau tertuju pada kelompok manusia yang dihidangka n daging panggang dan lezat di hadapannya , tapi mereka lebih memilih untuk menyantap bangkai disekitarn ya. Ternyata mereka adalah manusia yang suka berzina, meninggalk an yang halal untuk mereka dan mendatangi yang haram.
Kemudian beliau berjalan sejenak, dan tampak di hadapan beliau suatu kaum dengan perut membesar seperti rumah yang penuh dengan ular-ular, dan isi perut mereka ini dapat dilihat dari luar, sehingga mereka sendiri tidak mampu membawa perutnya yang besar itu. Mereka adalah manusia yang suka memakan riba.Disan a beliau juga menemui suatu kaum, daging mereka dipotong-p otong lalu dipaksa agar memakannya , lalu dikatakan kepada mereka: “Makanlah daging ini sebagaiman a kamu memakan daging saudaramu di dunia, yakni menggunjin g atau berghibah” .
Kemudian beliau naik ke langit kedua, seperti sebelumnya malaikat penjaga bertanya seperti pertanyaan di langit pertama. Akhirnya disambut kedatangan beliau Saw. dan Jibril As. seperti sambutan sebelumnya . Di langit ini beliau berjumpa Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Yahya bin Zakariya, keduanya hampir serupa baju dan gaya rambutnya. Masing-mas ing duduk bersama umatnya.
Nabi Saw. menyifati Nabi Isa bahwa dia berpostur sedang, putih kemerah-me rahan warna kulitnya, rambutnya lepas terurai seakan-aka n baru keluar dari hammam, karena kebersihan tubuhnya. Nabi menyerupak annya dengan sahabat beliau ‘Urwah bin Mas’ud ats Tsaqafi. Nabi bersalam kepada keduanya, dan dijawab salam beliau disertai sambutan: “Selamat datang wahai saudaraku yang sholeh dan nabi yang sholeh”.
Kemudian tiba saatnya beliau melanjutka n ke langit ketiga, setelah disambut baik oleh para malaikat, beliau berjumpa dengan Nabi Yusuf bin Ya’kub. Beliau bersalam kepadanya dan dibalas dengan salam yang sama seperti salamnya Nabi Isa. Nabi berkomenta r: “Sungguh dia telah diberikan separuh ketampanan ”. Dalam riwayat lain, beliau bersabda: “Dialah paling indahnya manusia yang diciptakan Allah, dia telah mengunggul i ketampanan manusia lain ibarat cahaya bulan purnama mengalahka n cahaya seluruh bintang”.
Ketika tiba di langit keempat, beliau berjumpa Nabi Idris As. Kembali beliau mendapat jawaban salam dan doa yang sama seperti Nabi-Nabi sebelumnya .
Di langit kelima, beliau berjumpa Nabi Harun bin ‘Imran As, separuh janggutnya hitam dan seperuhnya lagi putih (karena uban), lebat dan panjang. Di sekitar Nabi Harun tampak umatnya sedang khusyu’ mendengark an petuahnya.
Setelah sampai di langit keenam, beliau berjumpa beberapa nabi dengan umat mereka masing-mas ing, ada seorang nabi dengan umat tidak lebih dari 10 orang, ada lagi dengan umat di atas itu, bahkan ada lagi seorang nabi yang tidak ada pengikutny a.
Kemudian beliau melewati sekelompok umat yang sangat banyak menutupi ufuk, ternyata mereka adalah Nabi Musa dan kaumnya. Kemudian beliau diperintah agar mengangkat kepala beliau yang mulia, tiba-tiba beliau tertegun dan kagum karena pandangan beliau tertuju pada sekelompok umat yang sangat banyak, menutupi seluruh ufuk dari segala sisi, lalu ada suara: “Itu lah umatmu, dan selain mereka terdapat 70 ribu orang yang masuk surga tanpa hisab“.
Pada tahapan langit keenam inilah beliau berjumpa dengan Nabi Musa As, seorang nabi dengan postur tubuh tinggi, putih kemerah-me rahan kulit beliau. Nabi saw bersalam kepadanya dan dijawab oleh beliau disertai dengan doa. Setelah itu Nabi Musa berkata: “Manusia mengaku bahwa aku adalah paling mulianya manusia di sisi Allah, padahal dia (Rasululla h saw) lebih mulya di sisi Allah daripada aku”.
Setelah Rasulullah melewati Nabi Musa, beliau menangis. Kemudian ditanya akan hal tersebut. Beliau menjawab: “Aku menangis karena seorang pemuda yang diutus jauh setelah aku, tapi umatnya lebih banyak masuk surga daripada umatku”.
Kemudian Rasulullah saw memasuki langit ketujuh, di sana beliau berjumpa Nabi Ibrahim AS sedang duduk di atas kursi dari emas di sisi pintu surga sambil menyandark an punggungny a pada Baitul Makmur, di sekitarnya berkumpul umatnya.
Setelah Rasulullah bersalam dan dijawab dengan salam dan doa serta sambutan yang baik, Nabi Ibrahim berpesan: “Perintahk anlahumatm u untuk banyak menanam tanaman surga, sungguh tanah surga sangat baik dan sangat luas”. Rasulullah bertanya: “Apakah tanaman surga itu?”, Nabi Ibrahim menjawab: “(Dzikir) Laa haula wa laa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adziim“.
Dalam riwayat lain beliau berkata: “Sampaikan salamku kepada umatmu, beritakanl ah kepada mereka bahwa surga sungguh sangat indah tanahnya, tawar airnya dan tanaman surgawi adalah Subhanalla h wal hamdu lillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar”.
Kemudian Rasulullah diangkat sampai ke Sidratul Muntaha, sebuah pohon amat besar sehingga seorang penunggang kuda yang cepat tidak akan mampu untuk mengelilin gi bayangan di bawahnya sekalipun memakan waktu 70 tahun. Dari bawahnya memancar sungai air yang tidak berubah bau, rasa dan warnanya, sungai susu yang putih bersih serta sungai madu yang jernih. Penuh dengan hiasan permata zamrud dan sebagainya sehingga tidak seorang pun mampu melukiskan keindahann ya.
Kemudian beliau Saw. diangkat sampai akhirnya berada di hadapan telaga Al Kautsar, telaga khusus milik beliau saw. Setelah itu beliau memasuki surga dan melihat disana berbagai macam kenikmatan yang belum pernah dipandang mata, didengar telinga dan terlintas dalam hati setiap insan.
Begitu pula ditampakka n kepada beliau neraka yang dijaga oleh malaikat Malik, malaikat yang tidak pernah tersenyum sedikitpun dan tampak kemurkaan di wajahnya. Dalam satu riwayat, setelah beliau melihat surga dan neraka, maka untuk kedua kalinya beliau diangkat ke Sidratul Muntaha, lalu beliau diliputi oleh awan dengan beraneka warna, pada saat inilah Jibril mundur dan membiarkan Rasulullah berjalan seorang diri, karena Jibril tahu hanya beliaulah yang mampu untuk melakukan hal ini, berjumpa dengan Allah Swt.
Setelah berada di tempat yang ditentukan oleh Allah, tempat yang tidak seorang makhlukpun diizinkan berdiri disana, tempat yang tidak seorangpun makhluk mampu mencapainy a, beliau melihatNya dengan mata beliau yang mulia. Saat itu langsung beliau bersujud di hadapan Allah Swt.
Allah berfirman: “Wahai Muhammad.”
“Mintalah sesuka hatimu”, firmanNya.
Nabi bersabda: “Ya Allah, Engkau telah menjadikan Ibrahim sebagai Khalil (kawan dekat), Engkau mengajak bicara Musa, Engkau berikan Dawud kerajaan dan kekuasaan yang besar, Engkau berikan Sulaiman kerajaan agung lalu ditundukka n kepadanya jin, manusia dan syaitan serta angin, Engkau ajarkan Isa at Taurat dan Injil dan Engkau jadikan dia dapat mengobati orang yang buta dan belang serta menghidupk an orang mati”.
Kemudian Allah berfirman: “Sungguh Aku telah menjadikan mu sebagai kekasihKu” .
Dalam Shohih Imam Muslim diriwayatk an dari sahabat Anas bin Malik, bahwa rasulullah bersabda: ” … kemudian Allah mewajibkan kepadaku (dan umat) 50 sholat sehari semalam, lalu aku turun kepada Musa (di langit ke enam), lalu dia bertanya: “Apa yang telah Allah wajibkan kepada umat anda?”
Aku menjawab: “50 sholat”,
Musa berkata: “kembalila h kepada Rabbmu dan mintalah keringanan sebab umatmu tidak akan mampu untuk melakukann ya”,
Maka aku kembali kepada Allah agar diringanka n untuk umatku, lalu diringanka n 5 sholat (jadi 45 sholat), lalu aku turun kembali kepada Musa, tapi Musa berkata: “Sungguh umatmu tidak akan mampu melakukann ya, maka mintalah sekali lagi keringanan kepada Allah”.
Maka aku kembali lagi kepada Allah, dan demikianla h terus aku kembali kepada Musa dan kepada Allah sampai akhirnya Allah berfirman: “Wahai Muhammad, itu adalah kewajiban 5 sholat sehari semalam, setiap satu sholat seperti dilipatgan dakan menjadi 10, maka jadilah 50 sholat”.
Maka aku beritahuka n hal ini kepada Musa, namun tetap dia berkata:“K embalilah kepada Rabbmu agar minta keringanan ”,
Maka aku katakan kepadanya: “Aku telah berkali-ka li kembali kepadaNya sampai aku malu kepadaNYa” .
Setelah beliau menerima perintah ini, maka beliau turun sampai akhirnya menaiki buraq kembali ke kota Makkah al Mukarromah , sedang saat itu masih belum tiba fajar. Pagi harinya beliau memberitah ukan mukjizat yang agung ini kepada umatnya, maka sebagian besar diantara mereka mendustaka n bahkan mengatakan nabi telah gila dan tukang sihir, saat itu pertama umat yang membenarka n dan mempercaya i beliau adalah Sayyiduna Abu Bakar, maka pantaslah beliau bergelar As Shiddiq, bahkan tidak sedikit diantara mereka yang tadinya beriman, kembali murtad keluar dari syariat.
Sungguh keimanan itu intinya adalah membenarka n dan percaya serta pasrah terhadap semua yang dibawa dan diberitaka n Nabi Muhammad Saw., sebab beliau tidak mungkin berbohong apalagi berkhianat dalam Risalah dan Dakwah beliau. Beliaulah Nabi yang mendapat gelar Al Amiin (dipercaya ), Ash Shoodiq (selalu jujur) dan Al Mashduuq (yang dibenarkan segala ucapannya) . Shollallah u ‘alaihi wa aalihi wa sallam.
Inilah ringkasan dari perjalanan Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW yang kami nukil dengan ringkas dari kitab Al Anwaarul Bahiyyah dan Dzikrayaat wa Munaasabaa t, keduanya karya Al Imam Al Muhaddits As Sayyid Muhammad bin Alawy al Maliky al Hasany RA, Mahaguru dari Al Ustadz al habib Sholeh bin Ahmad al Aydrus.
Sumber: Pustaka Ilmu Suni Salafiyah (PISS)
Categories:
Cerita Islami
0 komentar :
Post a Comment