Media Islam online untuk pemberitaan, syi'ar Islam, dakwah dan kajian.

Wednesday, February 24, 2016

Shalat Tepat Waktu Berefek Pada Kesuksesan


FM - Fiqh Menjawab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan akan utamanya shalat di awal waktu. Dalam hadis riwayat Abu Daud:
عَنْ أُمِّ فَرْوَةَ قَالَتْ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَىُّ الأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ « الصَّلاَةُ فِى أَوَّلِ وَقْتِهَا »

Dari Ummu Farwah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya, amalan apakah yang paling afdhol. Beliau pun menjawab, “Shalat di awal waktunya.” (HR. Abu Daud no. 426) Dalam hadis riwayat dari Ibnu Mas’uud radliyallaahu ‘anhu juga disebutkan:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُود رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: " سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ: الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا، قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ، قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

Dari ‘Abdullah bin Mas’uud radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Aku pernah bertanya kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam tentang amal apakah yang paling dicintai oleh Allah. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Shalat tepatpada waktunya”. Ibnu Mas’uud berkata : “Lalu apa ?”. Beliau menjawab : “Berbuat baik kepada kedua orang tua”. Ibnu Mas’uud berkata : “Lalu apa ?”. Beliau menjawab : “Jihad di jalan Allah”. (HR. Bukhori) Menyegerakan pelaksanaan di awal waktu merupakan pengamalan dari firman Allah ta’ala:
حَافِظُواْ عَلَى الصّلَوَاتِ والصّلاَةِ الْوُسْطَىَ وَقُومُواْ للّهِ قَانِتِينَ

“Peliharalah shalat-shalat kalian” (QS. Al-Baqarah : 238). Salah satu bentuk pemeliharaan shalat-shalat kita adalah dengan menyegerakannya, karena hal itu akan menjadikan seseorang aman dari kehilangan waktunya akibat lupa atau kesibukan. At-Tirmidziy rahimahullah berkata:
قَالَ الشَّافِعِيُّ: وَالْوَقْتُ الْأَوَّلُ مِنَ الصَّلَاةِ أَفْضَلُ، وَمِمَّا يَدُلُّ عَلَى فَضْلِ أَوَّلِ الْوَقْتِ عَلَى آخِرِهِ اخْتِيَارُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ، وَعُمَرَ، فَلَمْ يَكُونُوا يَخْتَارُونَ إِلَّا مَا هُوَ أَفْضَلُ وَلَمْ يَكُونُوا يَدَعُونَ الْفَضْلَ، وَكَانُوا يُصَلُّونَ فِي أَوَّلِ الْوَقْتِ. قَالَ: حَدَّثَنَا بِذَلِكَ أَبُو الْوَلِيدِ الْمَكِّيُّ، عَنْ الشَّافِعِيّ

“Asy-Syaafi’iy berkata : ‘Shalat di awal waktu adalah afdlal (lebih utama). Dan yang menunjukkan keutamaan shalat di awal waktu dari yang akhir adalah bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakr, ‘Umar telah memilihnya (mengerjakan di awal waktu). Dan tidaklah mereka memilih sesuatu kecuali ia mesti lebih utama. Mereka tidak pernah meninggalkan yang utama, dan mereka selalu melaksanakan shalat di awal waktu’. At-Tirmidziy berkata : Telah menceritakan kepada kami Abul-Waliid Al-Makkiy hal tersebut dari Asy-Syaafi’iy". (Sunan At-Tirmidziy, 1/216). Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
قَوْله ( الصَّلَاة عَلَى وَقْتِهَا ) قَالَ اِبْن بَطَّال فِيهِ أَنَّ الْبِدَارَ إِلَى الصَّلَاةِ فِي أَوَّلِ أَوْقَاتِهَا أَفْضَل مِنْ التَّرَاخِي فِيهَا ؛ لِأَنَّهُ إِنَّمَا شَرَطَ فِيهَا أَنْ تَكُونَ أَحَبّ الْأَعْمَالِ إِذَا أُقِيمَتْ لِوَقْتِهَا الْمُسْتَحَبِّ

“Sabda beliau ‘shalat pada waktunya’; Ibnu Baththaal berkata tentangnya bahwa mempercepat pelaksanaan shalat di awal waktunya lebih utama daripada mengulur-ulurnya. Hal itu dikarenakan bahwa dipersyaratkannya shalat menjadi amal yang paling dicintai apabila dikerjakan pada waktu yang mustahab” (Fathul-Baariy, 2/9). Dalam Fathul Muin disebutkan keutaman shalat tepat waktu dengan pengaruh kesuksesan bagi seseorang. Yang sudah terbiasa disiplin dalam shalatnya akan berefek disiplin dan teratur dalam segala urusannya.
من تعود على تأخير الصلاة رجل او إمراة ، فليتهيأ للتأخير في كُل أمور حياته! زواج ، وظيفة ، ذُرية ، عافية ، تكملة ، توفيق. قالُ الحَسنُ البَصري: إذَا هَانَت عَليكَ صَلاتك فَمَا الذي يَعزُ عَليـكْ ؟ بقدر ماتتعدل صلاتك تتعدل حياتك . ألم تعلم أن الصلاة اقترنت بالفـلاح “حي على الصلاة حي على الفلاح” فكيف تطلب من الله التوفيق وأنت لحقه غير مجيب اللهم اجعلنا ممن يقيم الصلاة في وقتها

Barangsiapa terbiasa mengakhirkan shalat baik laki-laki maupun perempuan, maka bersiaplah ia terlambat dalam segala urusan kehidupannya!! Nikah, pekerjaan, keturunan, kesehatan, kemapanan, petunjuk. Imam Hasan Al Bashri berkata: Jika shalat saja merupakan hal sepeleh bagimu, maka adakah urusan yang penting menurutmu? Seperti apa engkau merubah shalatmu, seperti itulah engkau merubah hidupmu. Tidakkah engkau tahu bahwa shalat itu bergandengan dengan kesuksesan. "Marilah dirikanlah shalat, marilah meraih kesuksesan." Bagaimana mungkin engkau minta kesuksesan kepada Allah, sedangkan kamu tidak tunaikan hakNya." Ya Allah, jadikanlah kami termasuk golongan yang mendirikan shalat tepat pada waktunya. Aamiin Ya Robbal Aalamiin.

Syaikh DR. Ahmad Thayyib : Hentikan Konflik Sunni Syiah, Kalian Bersaudara

Syaikh DR. Ahmad at Thayyib

Dalam kunjungannya ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Imam Besar Institusi al-Azhar, Kairo Mesir Ahmad at-Thayyib, menyampaikan risalah persatuan yang sangat mendasar di internal umat Islam. Perbedaan pendapat yang muncul seharusnya tidak menjadi benih pertikaian.

”Jangan menganggap pendapat orang lain salah dan mengklaim pendapat kita paling benar,” tuturnya di Kantor MUI, Jakarta, Senin (22/2).

Di hadapan pimpinan MUI dan sejumlah tokoh yang hadir, ia menegaskan pentingnya rekonsiliasi antarulama Islam. Persatuan para elite itu penting agar tercipta kesejukan di tengah-tengah kegamangan umat.
”Saya percaya, selama ulama tidak bersatu terlebih dahulu, maka tidak ada harapan,” papar sosok yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Majelis Hukama al-Muslimin ini. Berikut ini lima pesan penting Syekh al-Azhar yang dirangkum dari kutipan pidatonya tersebut: 

Lihat videonya: Syaikh DR. Ahmad at-Thayyib

Hentikan Konflik Sunni Syiah, Kalian Bersaudara
"Syiah beragam namun mereka adalah saudara, mereka tetap Muslim, kita tidak bisa serta merta menghakimi mereka keluar Islam hanya karena satu perkara. Memang terdapat sikap berlebihan, tidak di semua Syiah dan tidak semua ulama mereka demikian, ketika saya berdialog dengan sejumlah tokoh mereka ihwal mencanci maki sahabat dan Abu Bakar RA, Aisyah RA dan Umar bin Khatab, ia mengatakan,”Mereka bukan representasi kami.”

Jika Anda telaah buku-buku Syiah klasik maka Anda tak akan menemukannya. Mungkin Anda temukan kecenderungan sebagian demikian, tetapi mayoritas Syiah menghormati sahabat Rasulullah SAW. Sebagian kecil ulama menganggap mencaci maki sahabat berarti keluar dari Islam, tetapi bagi kami al-Azhar tidak. Cacian terhadap sahabat bentuk kesesatan, maksiat, dan berdosa namun tak serta merta keluar dari Islam. Mereka Kita tidak bisa kafirkan mereka.

Bagaimana? Sunni dan Syiah adalah sama-sama sayap Islam. Tentu kita bicarakan Syiah yang moderat, ada Imamiyah, Zaidiyyah, yang memiliki kedekatan dengan Sunni, tetapi ada sekte menyimpang dan sesat yang mengangkat isu //tasyayyu’//yang mengakui risalah selain untuk Muhammad SAW, mereka itu, seperti saya katakan, menyalahi apa yang konstan dalam agama dan bisa dinyatakan keluar Islam.

Tetapi, sesunguhnya, sebagian perbedaan kita dengan saudara Syiah kita, adalah perbedaan nonprinsipil (furu’), kecuali dalam soal imam. Syiah percaya imam sebagai bagian pokok agama, sedangkan kita, Sunni soal itu termasuk nonprinsipil. Isu imamah juga tak membuat Syiah serta merta keluar Islam.
Kitab as-Sayyid Ali al-Amin cukup bagus mendudukkan hakikat imamah tersebut. Yang dimaksud imamah Ali bin Thalib adalah dalam hal spiritualitas dan ketakwaan bukan bermakna kekuasaan fisik. Kekuasaan seperti itu Ali bin Abi Thalib juga tak mengingingkannya. Pemikiran ini berupaya mendekatkan antara Sunni dan Syiah." 

Apresiasi Kerja MUI Menyatukan Ormas
"Saya tahu, kalau Indonesia, negara Muslim terbesar, adalah pionir mewujudkan mimpi yang sulit dan berat kita capai, yaitu persatuan ulama dengan berbagai mazhab dan aliran mereka dalam organisasi dan wadah satu, saling bertemu dan bermusyawarah sepakat pada satu pendapat yang disampaikan ke masyarakat. Ini adalah tantangan utama kita, yaitu perbedaan antara ulama.

Perbedaan itu, kerap mereka bawa turun ke jalan dan berlakukan ke publik awam, maka muncullah perselisihan. Saya mengetahui, organisasi ini, menghimpun organisasi-organisasi dengan latarbelakagn mazhab, bahkan akidah yang berbeda.

Tetapi alhamdulillah, akhirnya kalian bersepakat pada satu atau dua pendapat, dan pendapat yang satu memberikan ruang bagi pendapat lain dan tidak saling mencederai. Inilah yang kita coba bangun pula, tentu, di luar Indonesia. Dan Alhamdulillah, ini sudah terealisasi di Indonesia melalui MUI. Saya apresiasi MUI dan kemampuan memgelola perbedaan dalam koridor yang diperolehkan syar’i. Ini yang menjadi impian saya untuk membuat forum yang menyatukan sufi, wahabi, Hanbali, dan Syafi’i dan aliran-aliran lain dalam satu wadah. Dan ini belum tercapai hingga kini di kami."

Persatuan Umat Dimulai dari Ulama
"Saya percaya, selama ulama tidak bersatu terlebih dahulu, maka tidak ada harapan. Anda sebagai ulama hendak menebarkan perdamaian, sementara Anda sendiri tak berdamai dengan sesama ulama, maka seperti kata pepatah “Faqidus sya’i la yu’thihi” (Orang kehilangan tak bisa memberi). Masalahnya, perbedaan ini berubah menjadi perselisihan yang rigid akibat fanatisme mazhab atau pemikiran tertentu dan mengklaim mazhab lain tidak benar.

Namun sayangnya, di balik gencarnya mazhab tersebut ada dukungan materiil dan spirituil, yang lantas disebarluaskan di jalan alih-alih menghargai perbedaan justru malah memecah belah umat. Muncullah fenomena pembida’ahan dan pengkafiran yang sangat rentan dengan menghalalkan darah. Solusinya adalah kembali ke khazanah klasik bagaimana menyikapi perbedaan.

Umar bin Abd al-Aziz pernah mengatakan, bahwa ia sangat senang jika para sahabat tidak berselisih pendapat, tetapi fakta berkata lain. Dengan perbedaan itu justru, banyak opsi-opsi kemudahan dibandingkan dengan satu opsi pendapat saja. Silakan saja Anda memilih satu mazhab tetapi jangan anggap pendapat Anda saja yang benar sementara orang lain salah." 

Ingatlah, Musuh Menginginkan Kita Tercerai Berai
"Dan ingat, perselisihan antara keduanya, Sunni Syiah inilah yang dihembuskan oleh musuh Islam untuk memporak-porandakan umat, seperti saat ini yang terjadi di Suriah tak ada justifikasi meletusnya konflik tersebut, kecuali membenturkan Sunni Syiah, lihat pula Irak yang kacau balau atas dasar apa?
Konflik Sunni Syiah. Perhatikan pula Yaman. Kita sadar betul tentang peta konflik ini, karena itu sejak awal kita kampanyekan Sunni dan Syiah bersaudara dan memang kita intinya bersaudara. Konflik tersebut akan terus dihembuskan, karena memang mereka musuh Islam tak meninginkan kita bersatu." 

Berhati-hatilah Jangan Mudah Mengafirkan Sesama Muslim
"Soal taqrib memang yang menginisiasi al-Azhar oleh Syekh Syaltut dan sejumlah cendekiawan lainnya. Al-Azhar menegaskan, sebagaimana Mazhab Asy’ari, kita tidak akan mengkafirkan siapapun dari golongan orang beriman.

Perbuatan maksiat yang diperbuat adalah soal lain. Berhati-hatilah untuk tidak mengkafirkan. Otoritas ini hanya milik ulama, jangan biarkan orang awam bebas menebarkannya. Jika misalnya ada 99 persen kemungkinan kufur dan 1 persen kemungkinan tetap Muslim, tetap berhati-hatilah. Inilah jalan al-Azhar.
Makanya, tiap Ramadhan kita punya satu program yang melibatkan Sunni dan Syiah dari berbagai kawasan, termasuk Suriah dan Irak, silakan sampaikan pernyataan untuk tidak saling membunuh satu sama lain, karena Sunni dan Syiah sesama Muslim.

Jangan kafirkan orang kecuali yang mengingkari Alquran dan mengingkari perkara yang mendasar dalam agama. Muslim yang mengatakan zina atau khamar halal, bisa keluar agama, tetapi Muslim yang percaya zina dan khamar haram tetapi melakukannya, dia tetap Muslim." 

Reportase Republika.co.id 

Tuesday, February 23, 2016

Ajibnya Shalawat, Malaikat Tak Sanggup Menghitung Pahalanya

Wejangan dari KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang patut kita renungkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bahwa Rosululloh Shallallahu `alaihi Wa Sallam bersabda:

"Disaat aku tiba di langit di malam Isro’ Mi’roj, aku melihat satu malaikat memiliki 1000 tangan. Di setiap tangan ada 1000 jari, aku melihatnya menghitung jarinya satu persatu. Aku bertanya kepada Jibril 'alaihis Salam, pendampingku,
‘Siapa gerangan malaikat itu, dan apa tugasnya?.’
Jibril Alaihis Salam berkata, 'Sesungguhnya dia adalah malaikat yang diberi tugas untuk menghitung tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi.
Rosululloh Shallallahu `alaihi Wa Sallam bertanya kepada malaikat tadi, ‘Apakah kamu tahu berapa bilangan tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi sejak diciptakan Adam Alaihis Salam ?’.
Malaikat itupun berkata, ‘Wahai Rosulalloh Shallallahu `alaihi Wa Sallam, demi yang telah mengutusmu dengan hak (kebenaran), sesungguhnya aku mengetahui semua jumlah tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi dari mulai diciptakan Adam Alaihis Salam sampai sekarang ini, begitu pula aku mengetahui jumlah tetetas yang turun ke laut, ke darat, ke hutan rimba, ke gunung-gunung, ke lembah-lembah, ke sungai-sungai, ke sawah-sawah dan ke tempat yang tidak diketahui manusia”.
Mendengar uraian malaikat tadi, Rosululloh Shallallahu `alaihi Wa Sallam sangat takjub dan bangga atas kecerdasannya dalam menghitung tetesan air hujan. Kemudian malaikat tadi berkata kepada beliau :
“Wahai Rosulalloh, walaupun aku memiliki seribu tangan dan sejuta jari dan diberikan kepandaian dan keulungan untuk menghitung tetesan air hujan yang yang turun dari langit ke bumi, tapi aku memiliki kekurangan dan kelemahan”. 
Rosulalloh Shallallahu `alaihi Wa Sallam pun bertanya, “Apa kekurangan dan kelemahan kamu?.
Malaikat itupun menjawab, “kekurangan dan kelemahanku, wahai Rosulalloh, jika umatmu berkumpul di satu tempat, mereka menyebut namamu lalu bershalawat atasmu, pada saat itu aku tidak bisa menghitung berapa banyaknya pahala yang diberikan Alloh Subhanahu wa Ta’ala kepada mereka atas sholawat yang mereka ucapkan atas dirimu”.
مَن صلَّى عليَّ صلاةً واحدةً ، صَلى اللهُ عليه عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وحُطَّتْ عنه عَشْرُ خَطياتٍ ، ورُفِعَتْ له عَشْرُ دَرَجَاتٍ
“Barangsiapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh kesalahan (dosa)nya, serta ditinggikan baginya sepuluh derajat/tingkatan (di surga kelak)”’
[HR an-Nasa’i (no. 1297), Ahmad (3/102 dan 261), Ibnu Hibban (no. 904) dan al-Hakim (no. 2018), dishahihkan oleh Ibnu Hibban, al-Hakim dan disepakati oleh adz-Dzahabi, juga oleh Ibnu hajar dalam “Fathul Baari” (11/167)] 

Sumber: serambimata.com

Doakan Agar Aku Dicintai Allah

Habib Ali Bin Muhammad Al Habsyi

Diceritakan oleh Al Habib Ali bin Muhammad bin Husein al Habsyi (shohibul Maulid Simtud Dhuror), yang didatangi seorang lelaki. Orang ini datang menghampiri beliau lantas memohon doa dari habib.

"Wahai Habib mohon doakanlah saya" pinta lelaki tersebut.
 
"Doa seperti apa yang kau inginkan?", tanya Habib.
 
"Doakan supaya saya bisa menjadi hamba Allah yang dicintai oleh-Nya", jawab sang lelaki.

Ternyata jawaban lelaki itu membuat Al Habib tertegun dan keheranan. Biasanya orang-orang yang minta doa kepada beliau sentiasa mengenai kelapangan rezeki, menginginkan kebahagiaan dan lainnyanya tetapi lelaki ini berbeda dalam permohonan doanya.

"Kenapa engkau meminta untuk menjadi hamba yang dicintai Allah?", Habib Ali bertanya lagi.

"Wahai Habib, ketika aku memiliki seorang anak, betapa aku sangat sayang dan mencintainya. Ketika aku sedang menggendong anak tersebut tiba-tiba dia yang berada di dalam pelukanku itu mengeluarkan kotoran, tetapi tidak ada sedikit pun rasa marah dalam hatiku bahkan buah hatiku yang kecil tadi dengan penuh kasih sayang tetap aku menciumnya.

Sehingga aku ingin ketika aku menjadi hamba yang dicintai oleh Allah ketika kelak aku kembali kepada-Nya, menghadap Allah dalam keadaan yang berlumur dosa. Aku ingin Allah tidak jijik terhadapku, aku ingin Allah senantiasa mendekatku kerana aku menjadi hamba yang dicintai di sisi-Nya sehingga kesalahanku dan keburukanku tidak akan dipandang oleh Allah tetapi yang Allah pandang hanyalah kebaikanku kerana Allah mencintaiku sebagaimana aku mencintai anak yang di dalam pelukanku tadi."

MasyaAllah... Semoga kita menjadi hamba yang mencintai Allah dan dicintaiNya. Aamiin

Sumber: Fikar Praja

Bencana Kekeliruan Memahami Teks

Umar bin Khattab, suatu hari, merenung seorang diri di suatu tempat yang sepi. “Mengapa masyarakat muslim sering konflik, dan bertengkar, padahal Nabinya sama dan kiblatnya juga sama”, begitu kata hatinya. Tiba-tiba Abdullah bin Abbas, lewat dan melihat Umar bin al-Khattab. Ia adalah sahabat yang didoakan Nabi "semoga dia diberikan pengetahuan tentang agama dan cara memahami teks agama". Ia menghampiri dan menanyakan kepada Umar ; "apakah gerangan yang sedang engkau pikirkan, wahai Amir al-Mukminin". Umar lalu menyampaikan isi pikiran di atas. Ibnu Abbas mencoba berbagi pendapat :

"Tuan Amirul Mukminin yang terhormat. Teks-teks suci Al-Qur’an diturunkan kepada kita, kita membaca dan memahaminya. Kita mengetahui dalam hal apa dan bagaimana ia diturunkan. Kelak di kemudian hari orang-orang sesudah kita (generasi demi generasi) juga akan membaca al-Qur’an, tetapi mereka tentu tidak mengetahui dalam hal apa dan bagaimana ia diturunkan. Masing-masing orang itu lalu berpendapat menurut pikirannya sendiri-sendiri. Di antara mereka kemudian ada yang saling menyalahkan satu atas yang lain, dan sesudah itu mereka (boleh jadi) akan saling membunuh (atau bermusuhan)”. Umar menghardik Ibnu Abbas: bah, kau jangan berbicara sembarangan!”. Maka Ibnu Abbas pulang meninggalkannya sendirian. Umar merenungi kata-kata sahabat mudanya itu. Ia lalu memanggilnya dan memintanya mengulangi kata-katanya. Umar membenarkannya sambil mengaguminya sebagai kebenaran yang perlu dipegang dan dijadikan dasar.” (Abu Ishaq al-Syathibi, Al-Muwafaqat, III/348).

Imam Al-Syathibi memberikan contoh. Ibnu Wahb bertanya kepada Nafi’. Bagaimana pendapat Ibnu Mas’ud tentang pikiran dan tindakan kelompok sempalan ”Haruriyah” atau biasa dikenal sebagai kelompok radikal Khawarij. Ia menjawab: ”Mereka makhluk Tuhan paling buruk (Annahum Syirar Khalq Allah). Mereka berargumen dengan teks-teks agama yang diturunkan (diarahkan) terhadap orang-orang yang mengingkari kebenaran (al-Kuffar/orang-orang kafir), tetapi menggunakannya untuk orang-orang yang percaya kepada (al-Mu’minun/orang-orang beriman)”.

Informasi di atas memberikan pengetahuan kepada kita bahwa setiap teks tidak dihadirkan ke dalam ruang sunyi-senyap-sepi, melainkan selalu ada realitas manusia dengan beragam nuansa dialektika sosial-budaya-ekonomi-politiknya serta peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya.

Teks-teks hadir untuk merespon realitas dan peristiwa-peristiwa yang terjadi saat itu dan di tempat itu. Ia tidak ada (hadir) dengan sendirinya. Ia ada (hadir), karena ada yang membuat atau mengharuskan adanya dan ada alasan mengapa ia perlu atau harus mengada.

Ia juga hadir tidak tanpa orang kepada siapa ia ada dan bagaimana keberadaan orang itu. Lalu bagaimana bahasa dan cara yang dianggap paling relevan untuk disampaikan kepadanya sedemikian rupa sehingga ia berguna.

“Fa Idza ‘Arafa al-Sabab Ta’ayyana al-Murad”, (maka, jika orang mengetahui latarbelakang sejarah teks, dia akan tahu apa maksudnya).

"Al-Jahl bi al-Sabab Muqi’ fi al-Isykalat”. (Ketidak mengertian orang atas latarbelakang kehadiran teks akan terperangkap dalam situasi problematik untuk dapat memahami teks dengan benar).

Pada akhirnya, kegagalan memahami itu semua, bisa menjadi bencana besar bagi kehidupan sosial dan kemanusiaan.

Oleh: K.H. Husein Muhammad

Sumber: Perpustakaan PBNU 

Biodata Singkat 25 Nabi Dan Rasul

1. ADAM AS.
#Nama: Adam As.
#Usia: 930 tahun.
#Periode sejarah: 5872-4942 SM.
#Tempat turunnya di bumi: India, ada yang berpendapat di Jazirah Arab.
#Jumlah keturunannya: 40 laki-laki dan perempuan.
#Tempat wafat: India, ada yang berpendapat di Mekkah.
#Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 25 kali.

2. IDRIS AS.
#Nama: Idris/Akhnukh bin Yarid, nama Ibunya Asyut.
#Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As.
#Usia: 345 tahun di bumi.
#Periode sejarah: 4533-4188 SM.
#Tempat diutus: Irak Kuno (Babylon, Babilonia) dan Mesir (Memphis).
#Tempat wafat: Allah mengangkatnya ke langit dan ke surga.
#Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 2 kali.

3. NUH AS.
#Nama: Nuh/Yasykur/Abdul Ghaffar bin Lamak.
#Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As.
#Usia: 950 tahun.
#Periode sejarah: 3993-3043 SM.
#Tempat diutus (lokasi): Selatan Irak.
#Jumlah keturunannya: 4 putra (Sam, Ham, Yafits dan Kan’an).
#Tempat wafat: Mekkah.
#Sebutan kaumnya: Kaum Nuh.
#Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 43 kali.

4. HUD AS.
#Nama: Hud bin Abdullah.
#Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Iram (Aram) ⇒ ‘Aush (‘Uks) ⇒ ‘Ad ⇒ al-Khulud ⇒ Rabah ⇒ Abdullah ⇒ Hud As.
#Usia: 130 tahun.
#Periode sejarah: 2450-2320 SM.
#Tempat diutus: Al-Ahqaf (antara Yaman dan Oman).
#Tempat wafat: Bagian Timur Hadhramaut Yaman.
#Sebutan kaumnya: Kaum ‘Ad.
#Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 7 kali.

5. SHALIH AS.
#Nama: Shalih bin Ubaid.
#Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Iram (Aram) ⇒ Amir ⇒ Tsamud ⇒ Hadzir ⇒ Ubaid ⇒ Masah ⇒ Asif ⇒ Ubaid ⇒ Shalih As.
#Usia: 70 tahun.
#Periode sejarah: 2150-2080 SM.
#Tempat diutus: Daerah al-Hijr (Mada’in Shalih, antara Madinah dan Syria).
#Tempat wafat: Mekkah.
#Sebutan kaumnya: Kaum Tsamud.
#Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 10 kali.


6. IBRAHIM AS.
#Nama: Ibrahim bin Tarakh.
#Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As.
#Usia: 175 tahun.
#Periode sejarah: 1997-1822 SM.
#Tempat diutus: Ur, daerah selatan Babylon (Irak).
#Jumlah keturunannya: 13 anak (termasuk Nabi Ismail As. dan Nabi Ishaq As.). Tempat wafat: Al-Khalil (Hebron, Palestina/Israel).
#Sebutan kaumnya: Bangsa Kaldan.
#Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 69 kali.

7. LUTH AS.
#Nama: Luth bin Haran.
#Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Haran ⇒ Luth As.
#Usia: 80 tahun.
#Periode sejarah: 1950-1870 SM.
#Tempat diutus: Sodom dan Amurah (Laut Mati atau Danau Luth).
#Jumlah keturunannya: 2 putri (Ratsiya dan Za’rita).
#Tempat wafat: Desa Shafrah di Syam (Syria).
#Sebutan kaumnya: Kaum Luth.
#Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 27 kali.

8. ISMAIL AS.
#Nama: Ismail bin Ibrahim.
#Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ismail As.
#Usia: 137 tahun.
#Periode sejarah: 1911-1774 SM.
#Tempat diutus: Mekah.
#Jumlah keturunannya: 12 anak.
#Tempat wafat: Mekkah.
#Sebutan kaumnya: Amaliq dan Kabilah Yaman.
#Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 12 kali.

9. ISHAQ AS.
#Nama: Ishaq bin Ibrahim.
#Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As.
#Usia: 180 tahun.
#Periode sejarah: 1897-1717 SM.
#Tempat diutus: Kota al-Khalil (Hebron) di daerah Kan’an (Kana’an).
#Jumlah keturunannya: 2 anak (termasuk Nabi Ya’qub As./Israel).
#Tempat wafat: Al-Khalil (Hebron).
#Sebutan kaumnya: Bangsa Kan’an.
#Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 17 kali.

10. YA’QUB AS.
#Nama: Ya’qub/Israel bin Ishaq.
#Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As.
#Usia: 147 tahun.
#Periode sejarah: 1837-1690 SM.
#Tempat diutus: Syam (Syria).
#Jumlah keturunannya: 12 anak laki-laki (Rubin, Simeon, Lewi, Yahuda, Dan, Naftali, Gad, Asyir, Isakhar, Zebulaon, Yusuf dan Benyamin) dan 2 anak #perempuan (Dina dan Yathirah).
#Tempat wafat: Al-Khalil (Hebron), Palestina.
#Sebutan kaumnya: Bangsa Kan’an.
#Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 18 kali.

11. YUSUF AS.
#Nama: Yusuf bin Ya’qub.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Yusuf As.
#Usia: 110 tahun.
#Periode sejarah: 1745-1635 SM.
#Tempat diutus: Mesir.
#Jumlah keturunannya: 3 anak; 2 laki-laki dan 1 perempuan.
#Tempat wafat: Nablus.
#Sebutan kaumnya: Heksos dan Bani Israel.
#Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 58 kali.

12. AYYUB AS.
#Nama: Ayyub bin Amush.
#Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ al-‘Aish ⇒ Rum ⇒ Tawakh ⇒ Amush ⇒ Ayub As.
#Usia: 120 tahun.
#Periode sejarah: 1540-1420 SM.
#Tempat diutus: Dataran Hauran.
#Jumlah keturunannya: 26 anak.
#Tempat wafat: Dataran Hauran.
#Sebutan kaumnya: Bangsa Arami dan Amori, di daerah Syria dan Yordania.
#Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 4 kali.

13. SYU’AIB AS.
#Nama: Syu’aib bin Mikail.
#Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Madyan ⇒ Yasyjur ⇒ Mikail ⇒ Syu’aib As.
#Usia: 110 tahun.
#Periode sejarah: 1600-1490 SM.
#Tempat diutus: Madyan (pesisir Laut Merah di tenggara Gunung Sinai).
#Jumlah keturunannya: 2 anak perempuan.
#Tempat wafat: Yordania.
#Sebutan kaumnya: Madyan dan Ash-habul Aikah.
#Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 11 kali.

14. MUSA AS.
#Nama: Musa bin Imran, nama Ibunya Yukabad atau Yuhanaz Bilzal.
#Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matisyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Lawi ⇒ Azar ⇒ Qahats ⇒ Imran ⇒ Musa As.
#Usia: 120 tahun.
#Periode sejarah: 1527-1407 SM.
#Tempat diutus: Sinai di Mesir.
#Jumlah keturunannya: 2 anak, Azir dan Jarsyun, dari istrinya bernama Shafura binti Syu’aib As.
#Tempat wafat: Gunung Nebu (Bukit Nabu’) di Jordania (sekarang).
#Sebutan kaumnya: Bani Israel dan Fir’aun (gelar raja Mesir).
#Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 136 kali.

15. HARUN AS.
#Nama: Harun bin Imran, istrinya bernama Ayariha.
#Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Lawi ⇒ Azar ⇒ Qahats ⇒ Imran ⇒ Harun As.
#Usia: 123 tahun.
#Periode sejarah: 1531-1408 SM.
#Tempat diutus: Sinai di Mesir.
#Tempat wafat: Gunung Nebu (Bukit Nabu’) di Jordania (sekarang).
#Sebutan kaumnya: Bani Israel dan Fir’aun (gelar raja Mesir).
#Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 20 kali.

16. DZULKIFLI AS.
#Nama: Dzulkifli/Bisyr/Basyar bin Ayyub.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ al-‘Aish ⇒ Rum ⇒ Tawakh ⇒ Amush ⇒ Ayyub As. ⇒ Dzulkifli As.
#Usia: 75 tahun.
#Periode sejarah: 1500-1425 SM.
#Tempat diutus: Damaskus dan sekitarnya.
#Tempat wafat: Damaskus.
#Sebutan kaumnya: Bangsa Arami dan Amori (Kaum Rom), Syria dan Yordania.
#Al-Quran Menyebutkan namanya sebanyak: 2 kali.

17. DAUD AS.
#Nama: Daud bin Isya.
#Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ #Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As.
#Usia: 100 tahun.
#Periode sejarah: 1063-963 SM.
#Tempat diutus: Palestina (dan Israel).
#Jumlah keturunannya: 1 anak, Sulaiman As.
#Tempat wafat: Baitul Maqdis (Yerusalem).
#Sebutan kaumnya: Bani Israel.
#Al-Quran menyebutkanya namanya sebanyak: 18 kali.

18. SULAIMAN AS.
#Nama: Sulaiman bin Daud.
#Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matisyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ #Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As.
#Usia: 66 tahun.
#Periode sejarah: 989-923 SM.
#Tempat diutus: Palestina (dan Israel).
#Jumlah keturunannya: 1 anak, Rahab’an.
#Tempat wafat: Baitul Maqdis (Yerusalem).
#Sebutan kaumnya: Bani Israel.
#Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 21 kali.

19. ILYAS AS.
#Nama: Ilyas bin Yasin.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Lawi ⇒ Azar ⇒ Qahats ⇒ Imran ⇒ Harun As. ⇒ Alzar ⇒ Fanhash ⇒ #Yasin ⇒ Ilyas As.
#Usia: 60 tahun di bumi.
#Periode sejarah: 910-850 SM.
#Tempat diutus: Ba’labak (Lebanon).
#Tempat wafat: Diangkat Allah ke langit.
#Sebutan kaumnya: Bangsa Fenisia.
#Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 4 kali.

20. ILYASA’ AS.
#Nama: Ilyasa’ bin Akhthub.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Yusuf As. ⇒ Ifrayim ⇒ Syutlim ⇒ Akhthub ⇒ Ilyasa’ As.
#Usia: 90 tahun.
#Periode sejarah: 885-795 SM.
#Tempat diutus: Jaubar, Damaskus.
#Tempat wafat: Palestina.
#Sebutan kaumnya: Bangsa Arami dan Bani Israel.
#Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 2 kali.

21. YUNUS AS.
#Nama: Yunus/Yunan/Dzan Nun bin Matta binti Abumatta, Matta adalah nama Ibunya. (Catatan: Tidak ada dari para nabi yang dinasabkan ke Ibunya kecuali #Yunus dan Isa As.).
#Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Yusuf As. ⇒ Bunyamin ⇒ Abumatta ⇒ Matta ⇒ Yunus As.
#Usia: 70 tahun.
#Periode sejarah: 820-750 SM.
#Tempat diutus: Ninawa, Irak.
#Tempat wafat: Ninawa, Irak.
#Sebutan kaumnya: Bangsa Asyiria, di utara Irak.
#Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 5 kali.

22. ZAKARIYA AS.
#Nama: Zakariya bin Dan.
#Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ #Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. ⇒ Rahab’am ⇒ Aynaman ⇒ Yahfayath ⇒ Syalum ⇒ Nahur ⇒ Bal’athah ⇒ Barkhiya ⇒ Shiddiqah ⇒ Muslim ⇒ Sulaiman ⇒ Daud ⇒ Hasyban ⇒ Shaduq ⇒ Muslim ⇒ Dan ⇒ Zakariya As.
#Usia: 122 tahun.
#Periode sejarah: 91 SM-31 M.
#Tempat diutus: Palestina.
#Jumlah keturunannya: 1 anak.
#Tempat wafat: Halab (Aleppo).
#Sebutan kaumnya: Bani Israel.
#Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 12 kali.

23. YAHYA AS.
#Nama: Yahya bin Zakariya.
#Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ #Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. ⇒ Rahab’am ⇒ Aynaman ⇒ Yahfayath ⇒ Syalum ⇒ Nahur ⇒ Bal’athah ⇒ Barkhiya ⇒ Shiddiqah ⇒ Muslim ⇒ Sulaiman ⇒ Daud ⇒ Hasyban ⇒ Shaduq ⇒ Muslim ⇒ Dan ⇒ Zakariya As. ⇒ Yahya As.
#Usia: 32 tahun.
#Periode sejarah: 1 SM-31 M.
#Tempat diutus: Palestina.
#Tempat wafat: Damaskus.
#Sebutan kaumnya: Bani Israel.
#Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 5 kali.

24. ISA AS.
#Nama: Isa bin Maryam binti Imran. (Catatan: Tidak ada dari para nabi yang dinasabkan ke Ibunya kecuali Yunus dan Isa As.).
#Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. ⇒ Rahab’am ⇒ Radim ⇒ Yahusafat ⇒ Barid ⇒ Nausa ⇒ Nawas ⇒ Amsaya ⇒ Izazaya ⇒ Au’am ⇒ Ahrif ⇒ Hizkil ⇒ Misyam ⇒ Amur ⇒ Sahim ⇒ Imran ⇒ Maryam ⇒ Isa As.
#Usia: 33 tahun di bumi.
#Periode sejarah: 1 SM-32 M.
#Tempat diutus: Palestina.
#Tempat wafat: Diangkat oleh Allah ke langit.
Sebutan kaumnya: Bani Israel.
#Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 21 kali, sebutan al-Masih sebanyak 11 kali, dan sebutan Ibnu (Putra) Maryam sebanyak 23 kali.

25. MUHAMMAD SAW.
#Nama: Muhammad bin Abdullah.
Garis Keturunan Ayah: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ismail As. ⇒ Nabit ⇒ Yasyjub ⇒ Ya’rub ⇒ Tairah ⇒ Nahur ⇒ Muqawwim ⇒ Udad ⇒ Adnan ⇒ Ma’ad ⇒ Nizar ⇒ Mudhar ⇒ Ilyas ⇒ Mudrikah ⇒ Khuzaimah ⇒ Kinanah ⇒ an-Nadhar ⇒ Malik ⇒ Quraisy (Fihr) ⇒ Ghalib ⇒ Lu’ay ⇒ Ka’ab ⇒ Murrah ⇒ Kilab ⇒ Qushay ⇒ Zuhrah ⇒ Abdu Manaf ⇒ Hasyim ⇒ Abdul Muthalib ⇒ Abdullah ⇒ Muhammad Saw.
Garis Keturunan Ibu: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ismail As. ⇒ Nabit ⇒ Yasyjub ⇒ Ya’rub ⇒ Tairah ⇒ Nahur ⇒ Muqawwim ⇒ Udad ⇒ Adnan ⇒ Ma’ad ⇒ Nizar ⇒ Mudhar ⇒ Ilyas ⇒ Mudrikah ⇒ Khuzaimah ⇒ Kinanah ⇒ an-Nadhar ⇒ Malik ⇒ Quraisy (Fihr) ⇒ Ghalib ⇒ Lu’ay ⇒ Ka’ab ⇒ Murrah ⇒ Kilab ⇒ Qushay ⇒ Zuhrah ⇒ Abdu Manaf ⇒ Wahab ⇒ Aminah ⇒ Muhammad SAW.
#Usia: 62 tahun.
#Periode sejarah: 570-632 M.
#Tempat diutus: Mekkah.
#Jumlah keturunannya: 7 anak; 3 laki-laki Qasim, Abdullah dan Ibrahim, dan 4 perempuan Zainab, Ruqayyah, Ummi Kultsum dan Fatimah az-Zahra.
#Tempat wafat: Madinah.
#Sebutan kaumnya: Bangsa Arab.
#Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 25 kali.

Disarikan dari: Qashash al-Anbiya' Ibn Katsir, Badai' az-Zuhur Imam as- Suyuthi dan selainnya.

Wallahu Alam Bishowab. Mohon Maaf jika ada penulisan yang salah, atau gambar yang tidak pas, dan hal yang lain2nya, kami hanya berusaha men-share tanpa merubah data dari sumbernya.

Sumber: hidenportal.blogspot.co.id