Alasan Wanita Tidak Mau Memakai Jilbab
Posted by
Unknown
on
Friday, January 30, 2015
with
No comments
Kenapa wanita tidak mau diajak memakai jilbab? Kenali alasannya, lalu nasehatilah dengan baik dan carikanlah solusinya.
10 Alasan Wanita yang Tidak Memakai Jilbab
Bila seorang muslimah dewasa dan masih belum menutup auratnya
dengan hijab dan jilbab yang benar, maka ada baiknya merenungkan
kembali alasan anda dengan menyimak dialog pemikiran dibawah ini.
Kami kemudian menanyakan dua pertanyaan kepada saudari ini;
Pertama, apakah ia benar-benar percaya dan mengakui kebenaran agama
Islam? Dengan alami ia berkata, Ya, sambil kemudian mengucap Laa Ilaa ha
Illallah! Yang menunjukkan ia taat pada aqidahnya dan Muhammadan
rasullullah! Yang menyatakan ia taat pada syariahnya. Dengan begitu ia
yakin akan Islam beserta seluruh hukumnya.
Kedua, kami menanyakan; Bukankah memakai jilbab termasuk hukum dalam
Islam? Apabila saudari ini jujur dan dan tulus dalam ke-Islamannya, ia
akan berkata; Ya, itu adalah sebagian dari hukum Islam yang tertera di
Al-Quran suci dan merupakan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam yang suci. Jadi kesimpulannya disini, apabila saudari ini
percaya akan Islam dan meyakininya, mengapa ia tidak melaksanakan hukum
dan perintahnya?
ALASAN 2 : Saya yakin akan pentingnya jilbab namun Ibu saya
melarangnya, dan apabila saya melanggar ibu, saya akan masuk neraka.
Yang telah menjawab hal ini adalah ciptaan Allah Azza wa Jalla
termulia, Rasulullah Saw. dalam nasihatnya yang
sangat bijaksana; “Tiada kepatuhan kepada suatu ciptaan diatas kepatuhan
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Ahmad). Sesungguhnya, status
orangtua dalam Islam, menempati posisi yang sangat tinggi dan terhormat.
Dalam sebuah ayat disebutkan; “Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua
orang Ibu Bapak . . “ (QS. An-Nisa: 36).
Kepatuhan terhadap orangtua
tidak terbatas kecuali dalam satu aspek, yaitu apabila berkaitan dengan
kepatuhan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah berfirman; “dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak
ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya…" (QS. Luqman: 15) Berbuat tidak patuh terhadap orangtua dalam menjalani perintah
Allah tidak menyebabkan kita dapat berbuat seenaknya
terhadap mereka. Kita tetap harus hormat dan menyayangi mereka
sepenuhnya. Allah berfirman di ayat yang sama; “dan pergaulilah keduanya
di dunia dengan baik." Kesimpulannya, bagaimana mungkin kamu mematuhi
ibumu namun melanggar Allah yang menciptakan kamu
dan ibumu.
ALASAN 3 : Posisi dan lingkungan saya tidak membolehkan saya memakai jilbab.
Saudari ini mungkin satu diantara dua tipe: dia tulus dan jujur, atau
sebaliknya, ia seorang yang membohongi dirinya sendiri dengan
mengatasnamakan lingkungan pekerjaannya untuk tidak memakai jilbab. Kita
akan memulai dengan menjawab tipe dia adalah wanita yang tulus dan
jujur. “Apakah anda tidak tidak menyadari, bahwa
wanita muslim tidak diperbolehkan untuk meninggalkan rumah tanpa
menutupi auratnya dengan hijab dan adalah kewajiban bagi setiap muslim
untuk mengetahuinya? Apabila engkau, menghabiskan banyak
waktu dan tenagamu untuk melakukan dan mempelajari berbagai macam hal di
dunia ini, bagaimana mungkin engkau dapat sedemikian cerobohnya untuk
tidak mempelajari hal-hal yang akan menyelamatkanmu dari kemarahan Allah
dan kematianmu?” Bukankah Allah Swt. telah berfirman;
“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu
tidak mengetahui." (QS An-Nahl : 43).
Belajarlah untuk mengetahui hikmah
menutup auratmu. Apabila kau harus keluar rumahmu, tutupilah auratmu
dengan jilbab, carilah kesenangan Allah daripada
kesenangan syetan. Karena kejahatan dapat berawal dari pemandangan yang
memabukkan dari seorang wanita.
Saudariku, apabila kau benar-benar jujur dan tulus dalam
menjalani sesuatu dan berusaha, kau akan menemukan ribuan tangan
kebaikan siap membantumu, dan Allah akan membuat
segala permasalahan mudah untukmu. Bukankah Allah berfirman; “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya
Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah
yang tiada disangka-sangkanya..” (QS. AtTalaq: 2-3).
Kedudukan dan
kehormatan adalah sesuatu yang ditentukan oleh Allah. Dan tidak bergantung pada kemewahan pakaian yang kita kenakan,
warna yang mencolok, dan mengikuti trend yang sedang berlaku. Kehormatan
dan kedudukan lebih kepada bersikap patuh pada Allah dan Rasulullah, dan bergantung pada
hukum Allah yang murni. Dengarkanlah kalimat Allah; “sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling
bertakwa diantara kamu..” (QS. Al-Hujurat: 13) Kesimpulannya, lakukanlah
sesuatu dengan mencari kesenangan dan keridhoan Allah, dan berikan harga yang sedikit pada benda-benda mahal yang dapat
menjerumuskanmu.
ALASAN 4 : Udara di daerah saya amatlah panas dan saya
tidak dapat menahannya. Bagaimana mungkin saya dapat mengatasinya
apalagi jika saya memakai jilbab.
Allah memberikan perumpamaan dengan mengatakan;
“api neraka jahannam itu lebih lebih sangat panas(nya) jikalau mereka
mengetahui..” (QS At-Taubah: 81). Bagaimana mungkin kamu dapat
membandingkan panas di daerahmu dengan panas di neraka jahannam?
Sesungguhnya, syetan telah mencoba membuat tali besar untuk
menarikmu dari panasnya bumi ini kedalam panasnya suasana neraka.
Bebaskan dirimu dari jeratannya dan cobalah untuk melihat panasnya
matahari sebagai anugerah, bukan kesengsaraan. Apalagi mengingat bahwa
intensitas hukuman dari Allah akan jauh lebih berat dari apa yang kau
rasakan sekarang di dunia fana ini. Kembalilah pada hukum Allah dan
berlindunglah dari hukuman-Nya, sebagaimana tercantum dalam ayat;
“Mereka tidak merasakan kesejukan didalamnya dan tidak (pula mendapat)
minuman, selain air yang mendidih dan nanah.” (QS. An-Naba: 24-25).
Kesimpulannya, surga yang Allah janjikan, penuh dengan cobaan dan ujian.
Sementara jalan menuju neraka penuh dengan kesenangan, nafsu dan
kenikmatan.
ALASAN 5 : Saya takut, bila saya memakai jilbab sekarang,
di lain hari saya akan melepasnya kembali, karena saya melihat banyak
sekali orang yang begitu.
Kepada saudari itu saya berkata, “apabila semua orang mengaplikasikan
logika anda tersebut, mereka akan meninggalkan seluruh kewajibannya
pada akhirnya nanti! Mereka akan meninggalkan shalat lima waktu karena
mereka takut tidak dapat melaksanakan satu saja waktu shalat itu. Mereka
akan meninggalkan puasa di bulan ramadhan, karena mereka takut tidak
dapat menunaikan satu hari ramadhan saja di bulan puasa, dan seterusnya.
Tidakkah kamu melihat bagaimana syetan telah menjebakmu lagi dan
memblokade petunjuk bagimu? Allah menyukai ketaatan
yang berkesinambungan walaupun hanya suatu ketaatan yang sangat kecil
atau dianjurkan. Lalu bagaimana dengan sesuatu yang benar-benar
diwajibkan sebagaimana kewajiban memakai jilbab? Rasulullah bersabda; “Perbuatan yang paling dicintai Allah adalah
perbuatan mulia yang terus menerus, yang mungkin orang lain anggap
kecil.” Mengapa kamu tidak melihat alasan mereka yang
dibuat-buat untuk menanggalkan kembali jilbab mereka dan menjauhi
mereka? Mengapa tidak kau buka tabir kebenaran dan berpegang teguh
padanya? Allah sesungguhnya telah berfirman; “maka
kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang dimasa itu,
dan bagi mereka yang datang di masa kemudian, serta menjadi pelajaran
bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 66) Kesimpulannya,
apabila kau memang teguh petunjuk dan merasakan manisnya keimanan, kau
tidak akan meninggalkan sekali pun perintah Allah setelah kau
melaksanakannya.
ALASAN 6 : Apabila saya memakai jilbab, maka jodohku akan sulit, jadi aku akan memakainya nanti setelah menikah.
Saudariku, suami mana pun yang lebih menyukaimu tidak memakai jilbab
dan membiarkan auratmu di depan umum, berarti dia tidak mengindahkan
hukum dan perintah Allah dan bukanlah suami yang berharga sejak semula.
Dia adalah suami yang tidak memiliki perasaan untuk melindungi dan
menjaga perintah Allah, dan jangan pernah berharap tipe suami seperti
ini akan menolongmu menjauhi api neraka, apalagi memasuki surga Allah.
Sebuah rumah yang dipenuhi dengan ketidak-taatan kepada Allah, akan selalu menghadapi kepedihan dan kemalangan di dunia kini
dan bahkan di akhirat nanti. Allah bersabda; “dan
barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat
dalam keadaan buta.” (QS. Taha: 124). Pernikahan adalah sebuah
pertolongan dan keberkahan dari Allah kepada siapa saja yang Ia
kehendaki. Berapa banyak wanita yang ternyata menikah sementara mereka
yang tidak memakai jilbab tidak?
Apabila mengatakan bahwa
ketidak-tertutupanmu kini adalah suatu jalan menuju sesuatu yang murni,
asli, yaitu pernikahan. Tidak ada ketertutupan. Saudariku, suatu tujuan
yang murni, tidak akan tercapai melalui jalan yang tidak murni dan kotor
dalam Islam. Apabila tujuannya bersih dan murni, serta terhormat, maka
jalan menuju kesana pastilah harus dicapai dengan bersih dan murni pula.
Dalam syariat Islam kita menyebutnya: Alat atau jalan untuk mencapai
sesuatu, tergantung dari peraturan yang ada untuk mencapai tujuan
tersebut. Kesimpulannya, tidak ada keberkahan dari suatu perkawinan yang
didasari oleh dosa dan kebodohan.
ALASAN 7 : Saya tidak memakai jilbab berdasarkan firman Allah, “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka
hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).” (QS. Ad-Dhuhaa : 11) Bagaimana mungkin saya menutupi anugerah Allah berupa kulit mulus dan rambutku yang indah?
Jadi saudari kita ini mengacu pada Kitab Allah selama itu mendukung
kepentingannya dan pemahamannya sendiri, ia meninggalkan tafsir
sesungguhnya dibelakang ayat itu apabila hal itu tidak menyenangkannya.
Apabila yang saya katakan ini salah, mengapa saudari kita ini tidak
mengikuti ayat: “janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang
nampak daripadanya.” (QS. An-Nur: 31) dan sabda Allah: “katakanlah kepada istri-istrimu,
anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin; hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya..” (QS. Al-Ahzab: 59) Dengan pernyataan darimu itu, saudariku, engkau telah membuat syariah sendiri bagi dirimu, yang sesungguhnya telah dilarang oleh Allah, yang disebut at-tabarruj dan as-sufoor. Berkah terbesar dari Allah bagi kita adalah iman dan hidayah, yang diantaranya adalah menggunakan hijab. Mengapa kamu tidak mempelajari dan menelaah anugerah terbesar bagimu ini? Kesimpulannya, apakah ada anugerah dan pertolongan terhadap wanita yang lebih besar daripada petunjuk dan hijab?
anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin; hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya..” (QS. Al-Ahzab: 59) Dengan pernyataan darimu itu, saudariku, engkau telah membuat syariah sendiri bagi dirimu, yang sesungguhnya telah dilarang oleh Allah, yang disebut at-tabarruj dan as-sufoor. Berkah terbesar dari Allah bagi kita adalah iman dan hidayah, yang diantaranya adalah menggunakan hijab. Mengapa kamu tidak mempelajari dan menelaah anugerah terbesar bagimu ini? Kesimpulannya, apakah ada anugerah dan pertolongan terhadap wanita yang lebih besar daripada petunjuk dan hijab?
ALASAN 8 : Saya tahu bahwa jilbab adalah kewajiban, tapi
saya akan memakainya bila saya sudah merasa terpanggil dan diberi
petunjuk oleh-Nya.
Saya bertanya kepada saudariku ini, rencana atau langkah apa yang ia
lakukan selama menunggu hidayah, petunjuk dari Allah seperti yang dia katakan? Kita mengetahui bahwa Allah Subhanahu wa
Ta’ala dalam kalimat-kalimat bijak-Nya menciptakan sebab atau cara untuk
segala sesuatu. Itulah mengapa orang yang sakit menelan sebutir obat
untuk menjadi sehat, dan sebagainya. Apakah saudariku ini telah dengan
seluruh keseriusan dan usahanya mencari petunjuk sesungguhnya dengan
segala ketulusannya, berdoa, sebagaimana dalam surah Al-Fatihah ayat 6,
“Tunjukilah kami jalan yang lurus” serta berkumpul mencari pengetahuan
kepada muslimah-muslimah lain yang lebih taat dan yang menurutnya telah
diberi petunjuk dengan menggunakan jilbab? Kesimpulannya, apabila
saudariku ini benar-benar serius dalam mencari atau pun menunggu
petunjuk dari Allah, dia pastilah akan melakukan jalan-jalan menuju
pencariannya itu.
ALASAN 9 : Belum waktunya bagi saya. Saya masih terlalu muda
untuk memakainya. Saya pasti akan memakainya nanti seiring dengan
penambahan umur dan setelah saya pergi haji.
Malaikat kematian mengunjungi dan menunggu di pintumu
kapan saja Allah berkehendak. Sayangnya, kematian tidak
mendiskriminasi antara tua dan muda dan ia mungkin saja datang disaat
kau masih dalam keadaan penuh dosa dan ketidaksiapan Allah bersabda; “tiap umat mepunyai batas waktu; maka apabila telah
datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan
tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al-An’aam: 34) Saudariku
harus berlomba-lomba dalam kepatuhan pada Allah, “Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari
Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi.” (QS. Al-Hadid: 21)
Saudariku, jangan melupakan Allah atau Ia akan melupakanmu di dunia
ini dan selanjutnya. Kau melupakan jiwamu sendiri dengan tidak memenuhi
hak jiwamu untuk mematuhi-Nya. Allah mengatakan tentang orang-orang yang
munafik, “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada
Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri.” (QS
Al-Hashr: 19) Saudariku, memakai jilbab di usiamu yang muda, akan
memudahkanmu. Karena Allah akan menanyakanmu akan waktu yang kau
habiskan semasa mudamu, dan setiap waktu dalam hidupmu di hari
pembalasan nanti. Kesimpulannya, berhentilah menetapkan kegiatanmu dimasa
datang, karena tidak seorang pun yang dapat menjamin kehidupannya
hingga esok hari.
ALASAN 10 : Saya takut, bila saya memakai jilbab, saya akan di-cap
dan digolongkan dalam kelompok tertentu. Saya benci pengelompokan!
Saudariku, hanya ada dua kelompok dalam Islam. Dan keduanya
disebutkan dalam Kitabullah. Kelompok pertama adalah kelompok/ tentara
Allah (hizbullah) yang diberikan pada mereka kemenangan, karena
kepatuhan mereka. Dan kelompok kedua adalah kelompok syetan yang
terkutuk (hizbush-shaitan) yang selalu melanggar Allah. Apabila kau, saudariku, memegang teguh perintah Allah, dan
ternyata disekelilingmu adalah saudara-saudaramu yang memakai jilbab,
kau tetap akan dimasukkan dalam kelompok Allah.
Namun apabila kau memperindah nafsu dan egomu, kau akan mengendarai
kendaraan Syetan, seburuk-buruknya teman.
Saudariku, jangan biarkan tubuhmu dipertontonkan di pasar para syetan dan
merayu hati para pria. Model rambut, pakaian ketat yang mempertontonkan
setiap detail tubuhmu, pakaian-pakaian pendek yang menunjukkan keindahan
kakimu, dan semua yang dapat membangkitkan amarah Allah dan menyenangkan syetan. Setiap waktumu yang kau habiskan dalam
kondisi ini, akan terus semakin menjauhkanmu dari Allah dan semakin
membawamu lebih dekat pada syetan. Setiap waktu kutukan dan kemarahan
menuju kepadamu dari surga hingga kau bertaubat. Setiap hari membawamu
semakin dekat kepada kematian. “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan
mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.
Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka
sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain dari
kesenangan yang memperdayakan.” (QS Ali ‘Imran: 185) Naikilah kereta
untuk mengejar ketinggalan, saudariku, sebelum kereta itu melewati
stasiunmu. Renungkan secara mendalam, saudariku, apa yang terjadi hari
ini sebelum esok datang. Pikirkan tentang hal ini, saudariku, sekarang,
sebelum semuanya terlambat! (Sumber: kebunhidayah.wordpress.com)
Categories:
Syariah
0 komentar :
Post a Comment