Be Your Self (Kisah Penjual Buah Segar)
Posted by
Unknown
on
Thursday, January 22, 2015
with
No comments
Dan yang lebih tragis lagi pada ending cerita adalah seorang pembeli yang bertanya, "Bapak sebenarnya jualan apa ya? kok tidak ada keterangannya?"
Beberapa waktu yang lalu ada seorang pedagang buah yang memulai
berjualan di pasar dipagi hari. Ketika hari masih pagi ia sudah mulai
sibuk menata dagangannya, tidak seperti pedagang buah pada umumumya, Ia
berinisiatif bagaimana cara agar dapat menarik pembeli untuk
mendekati dagangannya, kemudian ia memasang papan pengumuman
bertuliskan “HARI INI DI SINI DIJUAL BUAH SEGAR”
Tidak selang beberapa lama kemudian datang seorang pengunjung yang
menanyakan tentang papan pengumuman yang ia pasang, pengunjung tadi
menanyakan tentang tulisannya. “Mengapa Bapak tuliskan kata HARI INI? Bukankah Bapak memang hari ini berjualan, bukan kemarin atau besok?” tanya pembeli itu. Kemudian Pedagang buah itu berpikir sejenak dan kemudian menjawab, “Iya, kau benar.” Lalu ia menghapus tulisan “HARI INI” sehingga di papan pengumuman tersebut tulisan berkurang menjadi “DISINI JUAL BUAH SEGAR”
Kemudian beberapa saat datang pembeli lain yang ke dua. Pembeli kedua
tersebut juga menanyakan tulisan yang ada di papan pengumuman itu, “Mengapa
Bapak tulis kata DI SINI ? Bukankah semua orang sudah tau kalau kau
berjualan DI SINI , bukan DI SANA atau di tempat lain?” tanya pengunjung kedua.
“Benar juga!” pikir si pedagang buah tersebut, lalu dihapusnya kata “DI SINI” dan tinggallah tulisan “JUAL BUAH SEGAR”.
Tidak lama kemudian datang pengunjung ke tiga yang juga menanyakan tulisannya.
“Mengapa Bapak pakai kata SEGAR ? bukankah semua orang sudah tau
kalau yang Bapak jual adalah Buah yang segar, bukan buah busuk?” tanya pengunjung ketiga. “Benar juga” pikir si pedagang buah, lalu dihapusnya kata “SEGAR” dan tinggallah tulisan “JUAL BUAH”
Sesaat kemudian datanglah pengunjung ke empat yang juga menanyakan tulisannya, “Mengapa Bapak tulis kata JUAL? Bukankah semua orang sudah tahu kalau buah ini untuk dijual, bukan dipamerkan atau dibagikan?” tanya pengunjung ke empat. Benar juga pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata JUAL dan tinggalah tulisan “BUAH”
Selang beberapa waktu kemudian, datang pengunjung ke lima, yang juga menanyakan tulisannya : “Mengapa Bapak tulis kata BUAH?, bukankah semua orang sudah tau kalau ini BUAH bukan Daging atau Sayur?” tanya pengunjung kelima. “Benar juga”
pikir si penjual buah, lalu diturunkannya papan pengumuman itu.
Tinggallah pedagang buah tersebut berjualan tanpa memasang papan
tulisan, dan keinginan menarik pembeli gagal sudah.
Cerita di atas adalah salah satu dari sekian kasus hidup yang tidak jarang dialami oleh kita. Dalam hidup di dunia terkadang manusia membutuhkan masukan atau nasihat dari manusia lainnya untuk benar-benar memantapkan keyakinan atau memang hanya sekedar sharing akan jalan atau langkah yang akan diambilnya. Di sisi lain, rasa percaya diri sangat perlu dalam menyikapi berbagai problem kehidupan. Bijaklah dalam menyikapi keduanya.
Teringat sebuah nasihat Luqman as. kepada anaknya, "Janganlah terlalu memperhatikan
manusia, jangan pula terlalu memperdulikan atau terpengaruh ucapan
serta cacian mereka. Tidak mungkin akan bisa menyatukan ucapan atau
pendapat mereka yang masing-masing punya pandangan bermacam-macam."
(Mizaj at Tasnim wa Afwaj an Nasim hlm 13)
Categories:
Hikmah
0 komentar :
Post a Comment