Sebaik-baik Perhiasan Adalah Wanita Sholihah
Posted by
Unknown
on
Wednesday, February 26, 2014
with
No comments
Wanita ibarat sebutir telur. Telur yang telah retak tidak mungkin dapat kembali halus tanpa cacat seperti sedia kala. Apalagi jika telur itu sampai pecah, maka tidak ada kemungkinan lagi telur itu menjadi utuh kembali. Meskipun lem alteco ikut berjuang untuk merekatkan nya kembali. Telur yang kelak akan menetaskan anak yang berkualitas dari dalamnya haruslah melalui perawatan yang intensif. Dimulai dari suhu dan temperatur yang selalu hangat, sampai penjagaan dari serangan-serangan hewan pemakan telur yang tengah mengincar mangsanya.
Wanita sholihah adalah keberkahan bagi seluruh alam. Rosulullah shollahu ‘alaihiwasallam bersabda di dalam hadits beliau yang mulia tentang keutamaan wanita sholihah yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr bin ‘Ash:
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholihah.” (HR. Muslim)
Sebuah kebahagiaan dalam suatu keluarga apabila di dalam nya hadir seorang wanita yang mampu menjaga dan mengurus rumah dengan berbekal aqidah yang lurus dan akhlaq yang santun. Karena wanita sholihah tidak akan dapat ditukar walau dunia dan isinya menjadi penukar baginya.
Di zaman yang serba mudah dan modern ini, sedikit kita jumpai para wanita yang masih berpegang teguh menjaga iman dan kehormatan dirinya. Mereka berdalih "Beda zaman, beda penampilan!" atau "Penampilan tidaklah penting, yang penting hatinya!" ada juga dari mereka yang berkata, "Belum siap untuk jadi lebih baik!"
Kata-kata semacam ini hanya terlontar dari lisan-lisan para wanita yang tidak sadar akan penjagaan Islam terhadap dirinya. Sekulerisme telah menjadi penyakit yang menjangkiti akal dan hati mereka, sehingga mereka memandang sesuatu hanya dengan akal tanpa memperdulikan dalil-dalil yang yang telah Allah tetapkan di dalam Al-Qur’an, maupun lewat lisan Nabi-Nya yang mulia. Diantara sifat-sifat wanita yang baik telah Allah gambarkan di dalam firman-Nya:
“Maka wanita yang sholihah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka…” (QS. An Nisa’:34)
Inilah sebagian sifat yang mewakili seluruh sifat yang semestinya ada di dalam diri tiap wanita yang mengaku bahwa ia memiliki iman serta islam. Hendaklah mereka menyadari, bahwa kecantikan wajah dapat menjadi panah beracun bagi lawan jenis walau sekilas saja ia melirik. Kemerduan suara dapat menjadi denting-denting frekuensi yang menggetarkan bagi mereka yang mendengarnya. Seluruh sisi pada jasmani dapat menjadi tiang-tiang pancung yang siap menelan korban bagi yang memandang. Jagalah hati, penglihatan, dan pendengaran mereka dengan membentengi diri dari hal-hal yang Allah larang. Dengan begitu tertolonglah ummat Nabi-Nya dari fitnah wanita.
Dalam hal ini, Allah memang mewajibkan para wanita muslimah untuk menjaga kehormatannya. Walau demikian, bukan berarti kewajiban menjaga diri hanya jatuh pada satu sisi. Ada sebuah kisah tentang seorang wanita yang meminta fatwa kepada Hasan Al-Bashri yang terkenal dengan kedalaman ilmunya serta ketampanan wajahnya. Saat bertanya, tidak sengaja wanita itu melihat wajah Hasan Al-Bashri yang tampan. Segera ia palingkan pandangannya dan berkata, ”Wahai Abu Sa’id (kunyah Hasan Al-Bashri), janganlah kau goda para wanita dengan ketampanan wajahmu…!” Ini berarti bahwa seorang laki-laki pun memiliki daya tarik tersendiri bagi wanita. Meski ia tidak tampak secara langsung seperti halnya seorang wanita.
Inilah keindahan Islam dalam menjaga harga diri bagi pemegangnya. Kepada para wali, hendaklah mereka bersabar dalam mendidik wanita. Karena Rosulullah shollahu ‘alaihiwasallam bersabda yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik:
"Barangsiapa yang mengasuh dua anak perempuannya sampai dewasa, maka nanti pada hari kiyamat aku bersama orang itu seperti dua jari ini. Beliau mendempetkan jari-jarinya." (HR. Muslim)
Allah subhanahu wata’la berfirman:
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji, dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita yang baik (pula)…” (QS. An-Nur: 26)
Jika ingin mendapat pasangan yang baik, perindahlah diri sebelum melangkah. Hanya kepada Allah lah kembali setiap urusan. Wallahu a’lam
Wanita sholihah adalah keberkahan bagi seluruh alam. Rosulullah shollahu ‘alaihiwasallam bersabda di dalam hadits beliau yang mulia tentang keutamaan wanita sholihah yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr bin ‘Ash:
الدنيا متاع وخير متاع الدنيا المرأة الصالحة
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholihah.” (HR. Muslim)
Sebuah kebahagiaan dalam suatu keluarga apabila di dalam nya hadir seorang wanita yang mampu menjaga dan mengurus rumah dengan berbekal aqidah yang lurus dan akhlaq yang santun. Karena wanita sholihah tidak akan dapat ditukar walau dunia dan isinya menjadi penukar baginya.
Di zaman yang serba mudah dan modern ini, sedikit kita jumpai para wanita yang masih berpegang teguh menjaga iman dan kehormatan dirinya. Mereka berdalih "Beda zaman, beda penampilan!" atau "Penampilan tidaklah penting, yang penting hatinya!" ada juga dari mereka yang berkata, "Belum siap untuk jadi lebih baik!"
Kata-kata semacam ini hanya terlontar dari lisan-lisan para wanita yang tidak sadar akan penjagaan Islam terhadap dirinya. Sekulerisme telah menjadi penyakit yang menjangkiti akal dan hati mereka, sehingga mereka memandang sesuatu hanya dengan akal tanpa memperdulikan dalil-dalil yang yang telah Allah tetapkan di dalam Al-Qur’an, maupun lewat lisan Nabi-Nya yang mulia. Diantara sifat-sifat wanita yang baik telah Allah gambarkan di dalam firman-Nya:
فالصالحات قنتت حفظت للغيب بما حفظ الله…
“Maka wanita yang sholihah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka…” (QS. An Nisa’:34)
Inilah sebagian sifat yang mewakili seluruh sifat yang semestinya ada di dalam diri tiap wanita yang mengaku bahwa ia memiliki iman serta islam. Hendaklah mereka menyadari, bahwa kecantikan wajah dapat menjadi panah beracun bagi lawan jenis walau sekilas saja ia melirik. Kemerduan suara dapat menjadi denting-denting frekuensi yang menggetarkan bagi mereka yang mendengarnya. Seluruh sisi pada jasmani dapat menjadi tiang-tiang pancung yang siap menelan korban bagi yang memandang. Jagalah hati, penglihatan, dan pendengaran mereka dengan membentengi diri dari hal-hal yang Allah larang. Dengan begitu tertolonglah ummat Nabi-Nya dari fitnah wanita.
Dalam hal ini, Allah memang mewajibkan para wanita muslimah untuk menjaga kehormatannya. Walau demikian, bukan berarti kewajiban menjaga diri hanya jatuh pada satu sisi. Ada sebuah kisah tentang seorang wanita yang meminta fatwa kepada Hasan Al-Bashri yang terkenal dengan kedalaman ilmunya serta ketampanan wajahnya. Saat bertanya, tidak sengaja wanita itu melihat wajah Hasan Al-Bashri yang tampan. Segera ia palingkan pandangannya dan berkata, ”Wahai Abu Sa’id (kunyah Hasan Al-Bashri), janganlah kau goda para wanita dengan ketampanan wajahmu…!” Ini berarti bahwa seorang laki-laki pun memiliki daya tarik tersendiri bagi wanita. Meski ia tidak tampak secara langsung seperti halnya seorang wanita.
Inilah keindahan Islam dalam menjaga harga diri bagi pemegangnya. Kepada para wali, hendaklah mereka bersabar dalam mendidik wanita. Karena Rosulullah shollahu ‘alaihiwasallam bersabda yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik:
من عال جاريتين حتى تبلغا جاء يوم القيامة أنا وهو كهاتين، وضم أصابعه
"Barangsiapa yang mengasuh dua anak perempuannya sampai dewasa, maka nanti pada hari kiyamat aku bersama orang itu seperti dua jari ini. Beliau mendempetkan jari-jarinya." (HR. Muslim)
Allah subhanahu wata’la berfirman:
الخبيثت للخبيثين والخبيثون للخبيثت والطيبت للطيبين والطيبون للطيبت…
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji, dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita yang baik (pula)…” (QS. An-Nur: 26)
Jika ingin mendapat pasangan yang baik, perindahlah diri sebelum melangkah. Hanya kepada Allah lah kembali setiap urusan. Wallahu a’lam
Categories:
Tausyiyah
0 komentar :
Post a Comment