Jumlah Jama’ah Sholat Jum’at
Posted by
Unknown
on
Sunday, November 17, 2013
with
No comments
Para ulama berbeda pendapat
mengenai jumlah orang yang menjadi syarat sah jum'atan. Menurut Imam
Bajuri dalam kitabnya terdapat 15 qaul dalam madzahib mengenai pendapat ini :
Imam as-Syaikh Salim al-Hudlori berkata dalam kitabnya: "Dalam madzhab Syafi’i mengenai jumlah yang menjadi ketentuan jum’at ada empat qoul, yang jadi pegangan (qoul mu’tamad) adalah qoul jadid yang mengharuskan jumlah jum’at harus 40 orang. Tiga qoul lain adalah qoul qodim dan hukumnya dlo’if yaitu :
- 4 orang salah satunya imam
- 3 orang salah satunya imam
- 12 orang salah satunya imam
Bagi orang ‘Aqil yg mencari ridlo Alloh hendaknya tidak meninggalkan jum’at dengan cara menjalankan salah satu dari empat qoul yang telah disebutkan.
Tetapi jika tidak tahu apakah jum’at nya memenuhi syarat qoul jadid maka di sunnahkan mengulang sholat jum’at dengan melakukan sholat dhuhur sesudah sholat jum’at. Hal ini untuk berhati-hati (ihtiyath) dan menghindar dari ulama yang melarang jum’at kurang dari 40 orang. (Risalah Jum’at hal 5)
Dalam qoul qodimnya Imam Syafi'i disebutkan boleh shalat jum'at dgn 4 orang 12 orang saja, dan qoul qodim tersebut boleh diikuti atau diamalkan karena qoul tersebut telah di kuatkan oleh ashhabus syafi'i yaitu Imam Al-Muzaniy, Imam Ibnu Al-Mundzir, dan Imam As Suyuthi. Hal itu lebih baik daripada dengan cara berpindah madzhab (taklid) kepada Imam Hanifah yang membolehkan jum’atan dengan 3 orang. (Kitab Ianatut Tholibin juz 2 hal 58-59 dan Kitab Bughyah Al-Mustarsyidin hal 81)
- Menurut Imam Ibnu Hazm menganggap sah meski hanya seorang diri.
- Menurut Imam an-Nakhoi cukup dengan 2 orang.
- Menurut Imam Abi Yusuf, Muhammad, dan Imam Liats berpendapat 2 orang beserta imam.
- Menurut Imam Abu Hanifah dan Imam ats-Tsauri berpendapat 3 orang beserta imam.
- Menurut Imam Ikrimah berpendapat 7 orang.
- Menurut Imam Rabiah berpendapat 9 orang.
- Menurut Imam Malik berpendapat 12 orang.
- Menurut Imam Ishak berpendapat 12 orang selain imam.
- Menurut satu riwayat dari Imam Malik yg diriwayatkan oleh Imam Ibnu Habib berpendapat 20 orang
- Menurut riwayat lain dari Imam Malik juga berpendapat 30 orang.
- Menurut Imam Syafi’I berpendapat 40 orang beserta imam (qaul ashoh)
- Menurut Imam Syafi'I berpendapat 40 orang selain imam, qoul ini juga disampaikan oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz dan sekelompok ulama yg lain.
- Menurut satu riwayat dari Imam Ahmad berpendapat 50 orang.
- Menurut riwayat lain dari Imam Ahmad yg diriwayatkn oleh Imam al-Mazary berpendapat 80 orang.
- Menurut pendapat terakhir, sholat jum'at dianggap sah apabila dilakukan oleh banyak orang laki2 yang dengan tanpa hitungan. (Hasyiah al-Bajuri juz 1 hlm 317)
ثم
قال الشيخ سالم الحضري في كتابه المذكورة نمرة 21 ان للشافعي رحمهالله
تعالى فب العدد الذي تنعقد به الجمعة اربعة اقوال قول معتمد وهو الجديد وهو
كونهم اربعين بالشروط المذكورة , وثلاثة اقوال في المذهب القديم ضعيفة
احدها اربعة احدهم الامام والثاني ثلاثة احدهم الامام والثالث اثنى عشر
احدهم الامام , فعلى العاقل الطالب ما عند الله تعالى من ثوابه ورضاه ان
لايترك الجمعة ما نأتي فعلها على واحد من هذه الاقوال الاربعة ولكن اذا لم
تعلم الجمعة انها متوفرة فيها الشروط على القول الاول وهو القول الجديد
فيسن اعادة الظهر بعدها احتياطا فرارا من خلاف من منعها بدون اربعين اهـ .
Imam as-Syaikh Salim al-Hudlori berkata dalam kitabnya: "Dalam madzhab Syafi’i mengenai jumlah yang menjadi ketentuan jum’at ada empat qoul, yang jadi pegangan (qoul mu’tamad) adalah qoul jadid yang mengharuskan jumlah jum’at harus 40 orang. Tiga qoul lain adalah qoul qodim dan hukumnya dlo’if yaitu :
- 4 orang salah satunya imam
- 3 orang salah satunya imam
- 12 orang salah satunya imam
Bagi orang ‘Aqil yg mencari ridlo Alloh hendaknya tidak meninggalkan jum’at dengan cara menjalankan salah satu dari empat qoul yang telah disebutkan.
Tetapi jika tidak tahu apakah jum’at nya memenuhi syarat qoul jadid maka di sunnahkan mengulang sholat jum’at dengan melakukan sholat dhuhur sesudah sholat jum’at. Hal ini untuk berhati-hati (ihtiyath) dan menghindar dari ulama yang melarang jum’at kurang dari 40 orang. (Risalah Jum’at hal 5)
قوله أى
غير الإمام الشافعي أى باعتبار مذهبه الجديد فلا ينافي أن له قولين قديمين
في العدد أيضا أحدهما أقلهم أربعة حكاه عنه صاحب التلخيص وحكاه في شرح
المهذب واختاره من أصحابه المزني كما نقله الأذرعي في القوت وكفى به سلفا
في ترجيحه فإنه من كبار أصحاب الشافعي ورواة كتبه الجديدة وقد رجحه أيضا
أبو بكر بن المنذر في الأشراف كما نقله النووي في شرح المهذب ثاني القولين
اثنا عشر وهل يجوز تقليد أحد هذين القولين الجواب نعم فإنه قول للإمام نصره
بعض أصحابه ورجحه وقولهم القديم لا يعمل به محله مالم يعضده الأصحاب
ويرجحوه وإلا صار راجحا من هذه الحيثية وإن كان مرجوحا من حيث نسبته للإمام
وقال السيوطي كثيرا ما يقول أصحابنا بتقليد أبي حنيفة في هذه المسئلة وهو
إختياري إذ هو قول للشافعي قام الدليل على رجحانه إه وحينئذ تقليد أحد هذه
القولين أولى من تقليد أبي حنيفة فتنبه وقد ألفت رسالة تتعلق بجواز العمل
بالقول القديم للإمام الشافعي رضي الله عنه في صحة الجمعة بأربعة وبغير ذلك
فانظرها إن شئت
Dalam qoul qodimnya Imam Syafi'i disebutkan boleh shalat jum'at dgn 4 orang 12 orang saja, dan qoul qodim tersebut boleh diikuti atau diamalkan karena qoul tersebut telah di kuatkan oleh ashhabus syafi'i yaitu Imam Al-Muzaniy, Imam Ibnu Al-Mundzir, dan Imam As Suyuthi. Hal itu lebih baik daripada dengan cara berpindah madzhab (taklid) kepada Imam Hanifah yang membolehkan jum’atan dengan 3 orang. (Kitab Ianatut Tholibin juz 2 hal 58-59 dan Kitab Bughyah Al-Mustarsyidin hal 81)
.وسئل البلقيني عن أهل قرية
لا يبلغ عددهم أربعين يصلون الجمعة أو الظهر فأجاب رحمه الله يصلون الظهر
على مذهب الشافعي وقد أجاز جمع من العلماء أن يصلون الجمعة وهو قوي فإذا
قلدوا أى جميعهم من قال هذه المقالة فإنهم يصلون الجمعة وإن احتاطوا فصلوا
الجمعة ثم الظهر كان حسنا، والذي يظهر عدم اشتراط تقليد جميعهم إذا كان
المقلد بفتح اللام يقول باكتفائه في الجمعة. وقال بعضهم إعلم أن أمر الجمعة
عظيم وهي نعمة جسيمة إمتن الله بها على عباده فهي من خصائصنا جعلها الله
محط رحمته ومطهرة لأثام الأسبوع ولشدة إعتناء السلف الصالح بها كانوا
يبكرون لها على السرج فاحذر أن تتهاون بها مسافرا أومقيما ولو مع دون
أربعين بتقليد والله يهدي من يشاء إلى صراط مستقيم
Dalam kasus di atas menurut imam Al Bulqiniy harus melakukan shalat dzuhur setelahnya, akan tetapi kalau shalat jum'at karen taklid pada imam yg memperboleh kurang dari 40 orang juga boleh dan lebih baik lagi bila shalat jum'at kemudian disertai dengan shalat dzuhur. Bahkan menurut sebagian Ulama, takutlah meninggalkan shalat jum'at walaupun kurang dari 40 orang karena shalat jum'at bagian dari rahmat Allah dan pelebur dosa dalam seminggu. (Ianatut Tholibin juz 2 hal 58-59)
Dari jumlah-jumlah di atas juga masih disyaratkan harus berjam'aah dan berjenis kelamin laki-laki, mukalaf, merdeka, serta mustautin (bertempat tinggal sebagai penduduk setempat).
Yang dimaksud Mustautin dalam hubunganya termasuk syarat mengesahkan sholat jum'at adalah orang-orang yang mempunyai tempat tinggal tetap di daerah tersebut (warga setempat) yang sekiranya tidak pergi dari tempatnya di musim hujan ataupun kemarau. (Hasyiah al Bajuri juz 1 hal 316)
Adapun orang-orang yang hanya bermukim di suatu tempat akan tetapi tidak memiliki rumah di daerah tersebut (bukan warga setempat) seperti santri di pesantren, maka itu belum bisa dikatakan mustautin. Akan tetapi dinamakan "muqim ghoiru mustautin". (Hasyiah al Bajuri juz 1 hal 312)
Dari uraian di atas disimpulkan bahwasanya jika dalam sholat jum'at jama'ahnya kurang dari 40 orang, ataupun lebih dari 40 orang akan tetapi yang mustautin (penduduk setempat) jumlahnya tidak sampai 40 orang seperti jum'atan yang dilakukan di sekolah-sekolah atau pabrik-pabrik, maka setelah selesai sholat jum'at melakukan sholat dzuhur baik secara berjamaah maupun sendiri-sendir.
Categories:
Syariah
0 komentar :
Post a Comment