Lebaran (Idul Fitri)
Posted by
Unknown
on
Sunday, July 27, 2014
with
No comments
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
اَللهُ أَكْبَرُ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ
الْحَمْدُ
Artinya: “Alloh Maha Besar, Alloh Maha Besar, Alloh
Maha Besar, Tiada Tuhan selain Alloh, Alloh Maha Besar, Alloh Maha Besar,
Segala puji bagi Alloh”.
Suara takbir yang bergema
hampir di seluruh tempat menambah indahnya lebaran atau hari raya Idul Fitri
bagi umat Islam yang merayakannya. Ibadah puasa selama 30 hari benar-benar
telah dijalani dengan penuh harapan agar bisa kembali kepada fitrah, yaitu lahir dan batin menjadi suci tanpa mempunyai dosa sama
sekali seperti halnya bayi yang
baru lahir.
Itulah makna yang terkandung dari Idul Fitri. (‘id = kembali, fitri =
kesucian). Alloh swt
berfirman,
قَدْ
أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah
orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang
mengotorinya”. (QS. Asy Syams : 9-10)
Selain itu, tradisi lebaran yang identik
dengan pakaian baru bukanlah hal yang utama. Akan tetapi makna lebaran yang
sesungguhnya adalah bertambahnya ketaatan hamba terhadap Sang Pencipta.
Seperti maqolah berikut,
لَيْسَ
الْعِيْدُ لِمَنْ لَبِسَ الْجَدِيْدَ وَلَكِنَّ الْعِيْدَ لِمَنْ طَاعَتُهُ تَزِيْدُ
Artinya: “Hari raya bukanlah bagi orang yang berpakaian baru.
Tetapi hari raya adalah bagi orang yang ketaatanya bertambah”.
Makna Idul Fitri yang terkandung di dalamnya
bisa diaplikasikan pada lima hal yang terangkum dalam “5 L” yaitu:
Lebur, Labur, Libur, Luber, dan Lebar.
· Lebur; maksudnya setelah melewati 30
hari berpuasa dengan imanan wah tisaban maka dosa-dosa kita akan lebur
atau dimaafkan oleh Alloh. Sesuai sabda Nabi yang artinya: "Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan
dengan penuh iman dan ihtisab maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu" (HR. Bukhori)
· Labur; maksudnya sebagian masyarakat terutama di negara kita
dalam menyambut hari raya biasanya saling menghias rumah dengan mengecat (nglabur:
Jawa) tembok rumah, pagar dan lainnya sebagai rasa suka cita.
· Libur; maksudnya Hari Raya di negara kita sudah
ditetapkan sebagai hari libur nasional, sehingga semua kegiatan seperti kerja,
sekolah dan lainnya
diberhentikan.
· Luber; maksudnya pahala seseorang setelah melewati bulan
Ramadhan akan bertambah banyak atau meluap (luber: Jawa). Hal ini karena
setiap amal yang dilakukan pada bulan Ramadhan dilipatgandakan.
· Lebar; maksudnya telah berakhirnya kita dalam mejalankan
ibadah puasa Ramadhan, maka kita akan menjadi lebar (bebas).
أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ
صِيَامِ يَوْمَيْنِ: يَوْمِ اَلْفِطْرِ وَيَوْمِ اَلنَّحْرِ
Artinya:
“Sesungguhnya Rasulullah melarang puasa pada dua hari, yakni hari raya Idul Fithri dan hari raya Kurban.” (HR. Bukhori Muslim)
Akan tetapi yang dimaksud lebar disini adalah
orang mukmin yang menjalankan puasa dengan benar, sehingga dapat dikatakan dengan
LEBARAN yang memperoleh pahala banyak dari ibadah puasa kita selama di Bulan
Ramadhan, serta bisa mencapai derajat muttaqien, sesuai firman
Alloh swt:
يَا أَيُّهَا
الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ
مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa (muttaqien).”
(QS. Al Baqarah : 183)
Untuk mencapai
derajat muttaqien tersebut kita harus melalui 5 tahapan yang terangkum dalam 5M,
yaitu: Muslim-Mukmin-Muhsin-Mukhlis-Muttaqien.
Muslim dimaksudkan
adalah orang yang baru dalam taraf berpasrah kepada Alloh swt dengan
menjalankan kelima rukun Islam sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Mukmin adalah orang
muslim yang sudah mendasari amaliyah kemuslimannya itu dengan iman, yaitu
keyakinan penuh terhadap Alloh berikut keyakinannya terhadap rukun iman yang
enam. Dan apa yang diamalkan, itulah yang diucapkan, dan apa yang diucapkan,
itulah yang diyakini. Jadi antara keyakinan, ucapan, dan perbuatan menyatu.
Muhsin ialah orang
mukmin yang selalu berbuat ihsan atau berbuat baik. Baik itu yang berhubungan
dengan Alloh maupun yang berhubungan dengan sesama makhluk. Sabda Nabi saw,
الْإِحْسَان أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
Artinya: “Ihsan adalah
engkau menyembah Alloh swt seolah-olah kamu melihat-Nya, jika kamu tidak
melihat-Nya, maka sesungguhnya Ia melihatmu.” (HR. Muslim)
Mukhlis adalah orang muhsin yang di
dalam berbuat baik itu dilandasi karena Alloh semata, bukan dengan niat lain
(ikhlas).
Muttaqien adalah orang yang mampu
melaksanakan 4M lainnya yang terangkum dalam suatu definisi:
إِمْتِثَالُ أَوَامِرِ اللهِ وَاجْتِنَابُ
نَوَاهِيْهِ
Artinya: “Melaksanakan perintah-perintah Alloh dan
menjauhi larangan-laranganNya.”
Orang yang taqwa inilah yang ditetapkan dalam
Al Qur’an sebagai orang yang telah disediakan surga yang luasnya seluas langit
dan bumi.
Categories:
Hikmah
0 komentar :
Post a Comment