Mengangkat tangan dan Mengusap Muka ketika Berdo’a
Posted by
Unknown
on
Wednesday, October 22, 2014
with
No comments
Pada dasarnya mengangkat tangan ketika berdo’a dan dan mengusap wajah
sesudahnya bukanlah sekedar tradisi yang tanpa dasa. Keduanya merupakan
sunnah Rasulullah saw. sebagaimana termaktub dalam salah satu haditsnya
yang diceritakan oleh Ibn Abbas:
إذا دعوت الله فادع بباطن كفيك ولا تدع بظهورهما فاذا فرغت فامسح بهما وجهك (رواه ابن ماجه)
Apabila engkau memohon kepada Allah, maka bermohonlah dengan
bagian dalam kedua telapak tanganmu, dan jangan dengan bagian luarnya.
Dan ketika kamu telah usai, maka usaplah mukamu dengan keduanya.
Demikian pula keterangan para ulama dari beberapa kitab. Bahkan
mereka menganjurkan ketika semakin penting permintaan agar semakin
tinggi pula mengangkat tangan. Adapun ukuran mengangkat tangan adalah
setinggi kedua belah bahu. Dalam I’anatut Thaibin Juz Dua diterangkan:
ورفع يديه الطاهرتين حذو منكبيه ومسح الوجه بهما بعده
Dan diwaktu berdoa disunnahkan mengangkat kedua tangannya yang
suci setinggi kedua bahu, dan disunnahkan pula menyapu muka dengan
keduanya setelah berdo’a.
Keterangan ini ditambahi oleh keterangan Syaikh Muhammad bin Sulaiman al-Kurdy dalam Al-Hawasyil Madaniyyah dengan sangat singkat.
وغاية الرفع خذو المنكبين الا اذا شتد الأمر
Batas maksimal mengangkat tangan adalah setinggi kedua bahu,
kecuali apabila keadaan sudah amat kritis, maka ketika itu bolehlah
melewati tinggi kedua bahu.
Akan tetapi, di masa sekarang ini banyak kelompok yang meragukan dan
menyangsikan sunnah Rasulullah saw ini. mereka meanyakan kembali
tentang keabsahannya. Sungguh hal ini bukanlah sesuatu yang baru karena
dulu telah disinggung oleh pengarang kitab al-Futuhatur rabbaniyyah:
قال المصنف وردت الاحاديث الكثيرة برفع اليد الى السماء فى كل دعاء من غير حصر ومن ادعى حصرها فقد غلط غلطا فاحشا
Sang pengarang telah berkata bahwa “telah ada hadits-hadits yang
tak terbatas banyaknya mengenai mengangkat tangan ke langit ketika
berdo’a, barang siapa menganggap itu tidak ada, maka ia telah keliru. (nu.or.id.)
Categories:
Ubudiyyah
0 komentar :
Post a Comment