Hadis-hadis Palsu Seputar Ramadhan
Posted by
Unknown
on
Wednesday, July 16, 2014
with
2
comments
Berikut kami sampaikan Hadis-hadis palsu seputar Ramadhan yang beredar dan sangat populer di masyakat.
1. Ramadhan di Awali Rahmat
أَوَّلُ شَهْرِ رَمَضَانَ رَحْمَةٌ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ، وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ.
“Permulaan bulan Ramadhan adalah Rahmat, pertengahannya maghfirah, dan penghujungnya adalah pembebasan dari neraka.”
2. Tidak Makan Kecuali Lapar
Alkisah, sejumlah tamu yang mendatangi Nabi Saw, mereka merasa kagum dengan kesehatan Nabi Saw dan para sahabat. Mereka kemudian bertanya kepada Nabi, apa resepya sehingga kondisi kesehatan Nabi dan para sahabat sangat prima. Nabi Saw, menjawab:
نَحْنُ قَوْمٌ لَا نَأْكُلُ حَتَّى نَجُوْعَ وَإِذَا أَكَلْنَا لَا نَشْبَعُ
“Kami adalah orang-orang yang tidak makan sehingga kami lapar, dan apabila kami makan, kami tidak sampai kenyang.”
3. Ramadhan Setahun Penuh
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُماَ أَنَّهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَوْ تَعْلَمُ أُمَّتِيْ مَا فِيْ رَمَضَانَ لَتَمَنَّوْا أَنْ تَكُوْنَ السُّنَّةُ كُلُّهَا رَمَضَانَ.
Dari Ibn ‘Abbas ra, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah Saw, bersabda: Seandainya umatku mengetahui pahala ibadah bulan Ramadhan, niscaya mereka menginginkan agar satu tahun penuh menjadi Ramadhan.”
4. Surga Berhias
عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ الْجَنَّةَ لتُزَخْرَفُ لِرَمَضَانَ مِنْ رَأْسِ اْلحَوْلِ إِلَى الْحَوْلِ الْمُقْبِلِ. فَإِذَا كَانَ أَوَّلُ شَهْرٍ مِنْ رَمَضَانَ هَبَّتْ رِيْحٌ مِنْ تَحْتَ الْعَرْشِ فشَقَّقَتْ وَرَقُ الْجَنَّةِ عَنِ الْحُوْرِ الْعَيْنِ. فَقُلْنَ يَا رَبِّ اْجعَلْ لَنَا مِنْ عِبَادَكَ أَزْوَاجًا تُقِرُّ أَعْيُنُهُمْ بِنَا وُتِقرُّ أَعْيُنُنَا بِهِمْ.
Dari Ibn ‘Umar, bahwa surga itu dihiasi untuk bulan Ramadhan sejak awal tahun sampai tahun berikutnya. Apabila hari pertama Ramadhan datang, angin di bawah Arsy berhembus, sehingga daun-daun surga bergerak-gerak mengenai para bidadari. Mereka kemudian berkata, “Wahai Tuhan kami, jadikanlah dari hamba-hambaMu sebagai suami kami di mana kami dapat menyejukkan pandangan mata mereka dan mereka dapat menyejukkan pandangan mata kami.”
5. Tidurnya Orang Berpuasa adalah Ibadah
نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ وَصَمْتُهُ تَسْبِيحٌ، وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ، وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ، وَذَنْبُهُ مَغْفُورٌ.
“Tidurnya orang berpuasa adalah Ibadah, diamnya adalah tasbih, amalnya dilipatgandakan (pahalanya), doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni.”
6. Ramadhan Tergantung Zakat Fitrah
شَهْرُ رَمَضَانَ مُعَلَّقٌ بَيْنَ السَّمَآءِ وَالْأَرْضِ وَلَا يُرْفَعُ إِلَى اللهِ إِلَّا بِزَكَاةِ اْلفِطْرِ.
“Ibadah bulan Ramadhan itu tergantung antara langit dan bumi, dan tidak akan diangkat kepada Allah kecuali dengan mengeluarkan zakat fitrah.”
7. Shalat Tarawih Delapan dan Dua Puluh Rakaat
Selama ini, tata cara pelaksanaan shalat tarawih yang kita kenal ada dua versi. Pertama, shalat tarawih sebanyak dua puluh rakaat. Kedua, shalat tarawih sebanyak delapan rakaat.
- Shalat Tarawih dua puluh Rakaat
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُما كَانَ النَّبِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فِي رَمَضَانَ عِشْرِينَ رَكْعَةً وَالْوِتْرَ.
Dari Ibn ‘Abbas, katanya, “Nabi Saw shalat pada bulan Ramadhan dua puluh rakaat dan witir.”
- Shalat Tarawih Delapan Rakaat
جَابِرُ بْنُ عَبْدِ الله، قَالَ: جَاءَ أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ إِلَى رَسُولِ الله صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم، فَقَالَ: يَا رَسُولَ الله، إِنَّهُ كَانَ مِنِي اللَّيْلَةَ شَيْءٌ -يَعْنِي فِي رَمَضَانَ- قَالَ: وَمَا ذَاكَ يَا أُبَيُّ؟ قَالَ: نِسْوَةٌ فِي دَارِي قُلْنَ: إِنَّا لاَ نَقْرَأُ الْقُرْآنَ، فَنُصَلِّي بِصَلاَتِكَ، فَصَلَّيْتُ بِهِنَّ ثَمَانَ رَكَعَاتٍ، ثُمَّ أَوْتَرْتُ قَالَ: فَكَانَ شِبْهُ الرِّضَى، وَلَمْ يَقُلْ شَيْئًا.
“Dari Jabir bin ‘Abdullah, ia berkata, “Ubay bin Ka’ab datang menghadap Nabi Saw lalu berkata, “Wahai Rasulullah, tadi malam ada sesuatu yang saya lakukan, maksudnya, pada bulan Ramadhan.” Nabi Saw kemudian bertanya, “apakah itu, wahai Ubay?” Ubay menjawab, “Orang-orang wanita di rumah saya mengatakan mereka tidak dapat membaca al-Qur’an. Mereka meminta saya untuk mengi shalat mereka. maka saya shalat bersama mereka delapan rakaat, kemudian saya shalat witir.” Jabir kemudian berkata, “Maka hal itu merupakan ridha Nabi Saw, karena beliau tidak berkata apa-apa.”
8. Bergembira dengan Datangnya Bulan Ramadhan
مَنْ فَرِحَ بِدُخُوْلِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلَى النِّيْرَانِ.
“Siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.”
9. Lima Perbuatan Pembatal Puasa
خَمْسُ خِصَالٍ يُفَطِّرْنَ الصَّائِمَ وَيَنْقُضُ الْوُضُوْءَ: اَلْكَذِبُ وَالْغِيْبَةُ وَالنَّمِيْمَةُ وَالنَّظْرُ بِشَهْوَةٍ وَالْيَمِيْنُ الْكَاذِبَةُ.
“Lima hal yang membatalkan orang berpuasa, dan membatalkan wudhu. Berbohong, mengumpat, mengadu domba, melihat lawan jenis dengan syahwat, dan sumpah palsu.”
10. Keutaman Shalat Tarawih
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِيْ طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ: سُئِلَ النَّبِيُّ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالَّسلَامُ عَنْ فَضَائِلِ الترَاوِيْح فِيْ شَهْرِ رَمَضَانَ فَقَالَ: يُخْرَجُ الْمُؤْمِنُ مِنْ ذَنْبِهِ فِيْ أَوَّلِ لَيْلَةٍ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ. فِيْ الْلَيْلَةِ الثَّانِيَةِ: يُغْفَرُ لَهُ وَلِأَبَوَيْهِ وَإِنْ كَانَا مُؤْمِنَيْنِ. فِي الْلَيْلَةِ الثَّالِثَةِ: يُنَادِيْ مَلَكٌ مِنْ تَحْتَ الْعَرْشِ اسْتَاتَنِي اْلعَمَلُ غَفَرَ اللهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ...
“Dari Ali bin Abi Thalib ra, ia berkata: “Nabi Saw pernah ditanya tentang keutamaan shalat tarawih di bulan Ramadhan, Nabi menjawab (bersabda): Malam pertama, dosa seorang mukmin dihapus, ia seperti anak yang baru dilahirkan dari rahim ibunya. Malam kedua, dosanya diampuni, begitu juga dosa kedua orang tuanya jika beriman. Malam ketiga, malaikat berseru di bawah Arsy: beramallah, tentu Allah akan mengampuni dosamu yang telah berlalu. Dan seterusnya…”
Dikutip dari buku “Hadis-Hadis Bermasalah dan Hadis-Hadis Palsu Seputar Ramadhan” Karya Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA.
Sumber : https://www.facebook.com/notes/fiqh-menjawab/hadis-hadis-palsu-seputar-ramadhan/355367731259070
Categories:
Tausyiyah
2 komentar :
Berhati-hatilah dengan tulisan Anda..
Terima kasih atas nasihat dan kunjungannya :)
Saya tidaklah mungkin berani mengkritisi sebuah hadis karena masih dangkalnya ilmu yang dimiliki. Saya hanya mengikuti ahli dan pakar dalam bidangnya. Silahkan cek sendiri agar lebih mantap.
Dikutip dari buku “Hadis-Hadis Bermasalah dan Hadis-Hadis Palsu Seputar Ramadhan” Karya Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA.
Post a Comment