Anggunnya Akhlak Rasul

Posted by Unknown on Tuesday, January 06, 2015 with No comments
Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah ada seorang pengemis Yahudi yang buta. Hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya, ia selalu berkata, "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya".

Namun, setiap pagi Rasulullah saw mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah katapun Rasulullah saw menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah saw melakukannya hingga menjelang Beliau wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. 

Suatu hari Abu Bakar ra berkunjung ke rumah anaknya Aisyah ra. Beliau bertanya kepada anaknya, "Anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan."

Aisyah ra menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja."
"Apakah itu?", tanya Abu Bakar ra. 
“Setiap pagi Rasulullah saw selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana,” kata Aisyah ra.
 
Keesokan harinya Abu Bakar ra pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abu Bakar mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abu Bakar mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "Siapakah kamu ?"
"Aku orang yang biasa,” jawab Abu Bakar.
"Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu, “Apabila ia datang kepadaku tidak usah tangan ini memegang dan tidak usah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan padaku dengan mulutnya sendiri,” pengemis itu melanjutkan perkataannya. 

Abu Bakar tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, “Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah saw.”
Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar ia pun menangis dan kemudian berkata, “Apa? Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya. Namun ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia”. Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abu Bakar.

Begitu anggun dan mulia akhlak Nabi, yang mungkin mustahil dijumpai pada pribadi orang-orang zaman sekarang ini. Bahkan generasi terbaik kala itu -Abu Bakar Shidiq- tak mampu untuk meneladani akhlak beliau yang menakjubkan ini.
Shollallahu 'ala sayyidina wa maulana Muhammad
Categories: