Jomblo Keren

Ilustrasi Jomblo keren

Surat an-Nuur, ayat 31, berbunyi begini: 

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا

“Katakanlah kepada kaum wanita mukmin, hendaklah menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah memperlihatkan perhiasannya kecuali yang lazim terlihat….”

Ada 3 clue yang diajarkan ayat ini.

Satu, jagalah pandanganmu. Cara menatap orang baik, sekalipun ia jatuh cinta, beda jauh dengan mata orang yang penuh berahi. Cara menatap orang yang berniat mencari istri beda jauh sama cara menatap orang yang berniat mencari pengganti sabun belaka.

Dua, jagalah kemaluanmu. Kemaluan bukan sekadar kelamin. Ia meliputi sekujur diri; dari lahir hingga batin. Dari status, chat, lirikan, fashion, dan seterusnya. Kata Ali bin Abi Thalib, jika kau tak lagi memiliki rasa malu, berbuatlah semaumu. Nyetatuslah segalaumu; komenlah semaumu; murahkanlah dirimu sekehendakmu.

Tiga, jangan perlihatkan perhiasanmu selain yang lazim. Sengebetnya kamu untuk segera digebet, jangan hinakan dirimu dengan menampakkan berahimu ke khalayak luas. Biarkanlah ia bekerja selazimnya, naturally. Apa-apa yang natural akan menghasikan mestakung. Apa-apa yang tak natural akan memantik anomali.

Mestakung, dalam bahasa Islam, adalah sunnatullah. Dalam bahasa sains, disebut hukum kausalitas. Lelaki yang rajin shalat, pintar ngaji, takkan pernah mengimami cewek murahan. Pula, lelaki karbitan takkan pernah diterima oleh cewek yang menjaga martabatnya.

Saat Tuhan mengeluarkan jaminan bahwa setiap makhluk diciptakan berpasang-pasangan, seharusnya itu sudah lebih dari cukup bagimu untuk percaya bahwa pasanganmu akan datang pada saatnya. Soal ia kelak datang dalam wajah pangeran atau preman, liriklah lagi habitatmu selama “menjadi jomblo”. Apakah habitatmu mengundang mestakung pangeran atau preman?

Jadi santai sajalah. Biar jomblo asal habitmu surat an-Nuur ayat 31. 

Oleh: Edi Akhiles