Sunnah Membawa Oleh-oleh (Buah Tangan)

Posted by Unknown on Friday, June 05, 2015 with No comments
Sudah bukan hal yang baru lagi tapi telah lama kita tahu adanya istilah "buah tangan" atau "oleh-oleh" yang biasa dibawa oleh orang setelah bepergian, atau orang yang mau berkunjung pada orang lain baik itu kerabat atau tetangganya. Kebiasaan atau budaya tersebut selain bernilai luhur tidak lain merupakan ajaran Islam tentang anjuran untuk membuat senang terhadap orang lain. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَأَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ، أَوْ تَكْشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً، أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْناً، أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوْعًا وَ لَأَنْ أَمْشِيْ مَعَ أَخٍ فِي حَاجَةٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا المَسْجِدِ ، ( يَعْنِي مَسْجِدُ النَبَوِي ) شَهْرًا
“Perbuatan yang paling dicintai Allah adalah membuat gembira terhadap seorang muslim, atau menjauhkan kesusahan darinya, atau membayarkan hutangnya, atau menghilangkan laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri’ktikaf di masjid ini (masjid Nabawi) selama sebulan.” (HR. Thabrani di dalam al-Mu’jam al-Kabir, no. 13646)

Adapun dalil yang bersinggungan langsung dengan kesunahan atau anjuran membawa oleh-oleh dijelaskan oleh Hujjatul Islam Imam Al Ghazali dalam kitabnya:

وينبغي أن يحمل لأهل بيته وأقاربه تحفة من مطعوم أو غيره على قدر إمكانه فهو سنة.... لأن الأعين تمتدّ الى القادم من السفر والقلوب تفرح به،فيتأكد الإستحباب في تأكيد فرحهم وإظهار التفات القلب في السفر الى ذكرهم بما يستصحبه في الطريق لهم

"Dianjurkan untuk membawa oleh-oleh (buah tangan) baik brupa makanan atapun yang lainnya untuk keluarga dan krabatnya disesuaikan dengan kemampuannya. Dan hal yang seperti itu hukumnya sunnah...... Hal ini karena keluarga atau krabat yang di rumah akan melihat pada apa yang di bawa dari bepergian. Hati mereka akan merasa senang akan kedatangannya dan akan menjadi lebih bertambah bahagia manakala disertai dengan oleh-oleh yang dibawanya." (Ihya' Ulumuddin juz 2 hlm 257)

Di samping pahala memberi oleh-oleh, ketika kita bersilaturrahim terhadap orang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjanjikan kemuliaan bagi kita di sisi Allah. Dalam hadis disebutkan:

كَلَّا أَبْشِرْ فَوَاللَّهِ لَا يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا وَاللَّهِ إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ وَتَصْدُقُ الْحَدِيثَ وَتَحْمِلُ الْكَلَّ وَتَكْسِبُ الْمَعْدُومَ وَتَقْرِي الضَّيْفَ وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ
“Janganlah begitu, bergembiralah! Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu, selama-lamanya. Demi Allah! Sesungguhnya, kamu telah menyambung tali persaudaraan, berbicara jujur, memikul beban orang lain, suka membantu orang yang tidak punya, menjamu tamu, dan sentiasa mendukung kebenaran.” (HR. Al-Bukhari no. 4572 dan Muslim no. 231)
Categories: