Aswaja
Posted by
Unknown
on
Tuesday, January 22, 2013
with
No comments
Konsep Aswaja selama ini masih belum dipahami secara
tuntas, sehingga menjadi rebutan semua golongan. Setiap kelompok mengaku
dirinya sebagai penganut ajaran Aswaja.
Istilah Aswaja yang merupakan singkatan dari Ahlussunah Wal
Jama’ah. Ada tiga kata yang merangkai istilah tersebut.
1.
Ahlu, berarti keluarga, golongan atau pengikut.
2.
As-sunnah, yaitu segala sesuatu yang telah diajarkan oleh Rosululloh saw
meliputi ucapan, perilaku, serta ketetapan beliau
3. Al-Jama’ah, yakni mayoritas atau apa yang telah disepakati oleh sahabat
Rosululloh saw pada masa Khulafa’urrosyidin.
Selanjutnya Syaikh Abi al-Fadl bin Abdussyakur
menyebutkan :
أَهْلُ السُّنَّةِ وَ الْجَمَاعَةِ
الَّذِيْنَ لاَزِمُوْا سُنَّةَ النَّبِيِّ وَطَرِيْقَةُ الصَّحَابَةِ فِى
الْعَقَائِدِ الدِّيْنِيَّةِ وَالْأَعْمَالِ الِبَدَنِيَّةٍ وَالْأَخْلاَقِ
الْقَلْبِيَّةِ
Artinya: “Yang disebut Ahlussunnah Wal Jama’ah adalah orang-orang yang selalu
berpedoman pada sunnah Nabi saw dan jalan para sahabatnya dalam masalah akidah
keagamaan, amal-amal lahiriyah serta akhlak hati”. (Kitab Al-Kawakib
al-Lamma’ah, hal 8-9)
Jadi Ahlussunnah Wal Jama’ah merupakan ajaran yang
mengikuti semua yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw dan para
sahabatnya. Oleh karena itu, Ahlussunnah Wal Jama’ah bukanlah aliran
baru yang muncul sebagai reaksi atas beberapa aliran yang menyimpang dari
ajaran agama Islam yang hakiki. Jika sekarang banyak kelompok yang mengaku
dirinya pengikut Ahlussunnah Wal Jama’ah, mereka harus membuktikannya
dalam praktek keseharian bahwa ia telah benar-benar mengamalkan sunnah
Rosululloh saw dan sahabatnya.
Ada tiga prinsip yang selalu diajarkan oleh Rosululloh saw
dan para sahabatnya yang menjadi ciri khas Aswaja, yaitu :
1.
At-Tawasuth (sikap tengah-tengah, sedang-sedang)
وَكَذَلِكَ
جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُوْنُوْا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ
الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا
Artinya:
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil
dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul
(Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.” (QS. Al Baqarah : 143)
2.
At-Tawazun (seimbang dalam segala hal)
لَقَدْ
أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيْزَانَ
لِيَقُوْمَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ
Artinya:
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti
yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca
(keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.” (QS. Al Hadid : 25)
3.
Al-I’tidal (tegak lurus)
وَلاَ
يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلاَّ تَعْدِلُوْا اعْدِلُوْا هُوَ أَقْرَبُ
لِلتَّقْوَى
Artinya:
“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada
takwa.”
(QS. Al Maidah : 8)
Berkaitan dengan pengamalan tiga sendi utama ajaran
Islam (iman, islam, dan ihsan) dalam kehidupan sehari-hari, aswaja
mengikuti rumusan yang telah digariskan oleh ulama salaf, yakni
- Dalam bidang akidah/ tauhid (hasil perkembangan sendi ‘Iman’), tercerminkan dalam rumusan yang digagas oleh Imam Asy’ari dan Imam Maturidi. Dua ulama inilah yang merumuskan gerakan kembali kepada ajaran Ahlussunnah Wal Jama’ah.
- Dalam masalah fiqih (hasil perkembangan sendi ‘Islam’), tercermin dengan mengikuti empat madzhab yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali.
- Dalam bidang tasawuf (hasil perkembangan sendi ‘Ihsan’), mengikuti rumusan Imam al-Junaid dan Imam Ghozali.
Hadits Perpecahan Umat Islam
Hadits yang dimaksud adalah sabda Nabi saw berikut:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ بَنِي إِسْرَائِيْلَ
تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً وَتَفَرَّقَتْ أُمَّتِي عَلَى
ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً كُلِّهِمْ فِي النَّارِ إِلاَّ مِلَّةً وَاحِدَةً
قَالُوْا وَمَنْ هِيَ يَارَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي
Artinya: “Dari Abdullah bin Amr,
Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya kaum Bani Israel telah terpecah menjadi
tujuh puluh dua golongan. Dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga
golongan. Semuanya akan masuk neraka, kecuali satu golongan.’ Lalu sahabat
bertanya, ‘Siapakah satu golongan yang selamat itu wahai Rosulullah?’ Nabi saw
menjawab, ‘Dia adalah golongan yang mengikuti ajaranku dan ajaran sahabatku.” (HR. At-Tirmidzi no. 2565)
Dalam riwayat lain disebutkan,
قَالَ أَهْلُ السُّنَّةِ
وَالْجَمَاعَةِ
Artinya:
Rasulullah saw menjawab, “(golongan yang selamat itu adalah) Ahlussunnah wal
Jamaah.” (HR. Thabrani)
Categories:
Syariah
0 komentar :
Post a Comment