Balasan Bagi Yang Memuliakan Maulid Nabi

Posted by Unknown on Sunday, December 28, 2014 with No comments
Sayyid Bakri Syatho’ Ad-Dimyathi dalam I'anahnya mengkisahkan sebuah hikayat akan seorang pemuda yang gemar memuliakan peringatan Maulid Nabi Muhammad saw.
( وَحُكِيَ ) أَنَّهُ كَانَ فِيْ زَمَانِ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ هَارُوْنَ الرَّشِيْدِ شَابٌّ فِي الْبَصْرَةِ مُسْرِفٌ عَلَى نَفْسِهِ وَكَانَ أَهْلُ الْبَلَدِ يَنْظُرُوْنَ إِلَيْهِ بِعَيْنِ التَّحْقِيْرِ لِأَجْلِ أَفْعَالِهِ الْخَبِيْثَةِ غَيْرَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا قَدِمَ شَهْرُ رَبِيْعِ الْأَوَّلِ غَسَلَ ثِيَابَهُ وَتَعَطَّرَ وَتَجَمَّلَ وَعَمِلَ وَلِيْمَةً وَاسْتَقْرَأَ فِيْهَا مَوْلِدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَدَامَ عَلَى هَذَا الْحَالِ زَمَانًا طَوِيْلًا ثُمَّ لَمَّا مَاتَ سَمِعَ أَهْلُ الْبَلَدِ هَاتِفًا يَقُوْلُ اُحْضُرُوْا يَا أَهْلَ الْبَصْرَةِ وَاشْهَدُوْا جَنَازَةَ وَلِيٍّ مِنْ أَوْلِيَاءِ اللهِ فَإِنَّهُ عَزِيْزٌ عِنْدِيْ فَحَضَرَ أَهْلُ الْبَلَدِ جَنَازَتَهُ وَدَفَنُوْهُ فَرَأَوْهُ فِي الْمَنَامِ وَهُوَ يَرْفُلُ فِيْ حُلَلِ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ فَقِيْلَ لَهُ بِمَ نِلْتَ هَذِهِ الْفَضِيْلَةَ قَالَ بِتَعْظِيْمِ مَوْلِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

"Diceritakan, pada zaman Amirul Mukminin Harun Ar-Rasyid ada seorang anak muda di kota Bashrah. Ia melewati batas dalam perbuatannya (ugal-ugalan), sehingga penduduk kota Bashrah menatapnya dengan pandangan merendahkan karena perbuatannya yang buruk, hanya saja jika setiap kali masuk bulan Rabiul Awal (maulud) ia selalu mencuci baju yang dikenakannya, memakai wewangian, berhias diri. Ia membuat walimah dan meminta agar dibacakan Maulid Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam. Begitulah yang ia lakukan setiap masuk bulan Rabiul Awal.

Kemudian ketika kematian menjemput anak muda tersebut, penduduk kota Bashrah mendengar suara tanpa rupa, berkata: “Wahai penduduk Bashrah, hadirilah dan saksikanlah jenazah wali diantara wali-wali Allah swt, karena dia menurutku adalah orang yang mulia”.

Maka penduduk kota Bashrah pun menghadiri jenazahnya dan menguburnya dengan baik. Kemudian mereka bermimpi bertemu dengan anak muda tersebut, dia berada di dalam kenikmatan besar, dia berpakaian sutera. Kemudian dia ditanyai “Dengan sebab apa engkau mendapat kehormatan ini semua?” dia menjawab, “Berkat mengagungkan kelahiran baginda Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam.” (I’anatuththalibin juz 3 halaman 365)
Sumber : Piss-Ktb

Categories: