Bahaya Mengabaikan Shalat
Posted by
Unknown
on
Tuesday, December 23, 2014
with
No comments
Tersebutlah seorang wanita yang sedang dalam kepedihan hati. Ia melangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa as dan mengetuk pintu pelan-pelan sambil mengucapkan uluk salam. Maka terdengarlah ucapan dari dalam "Silakan masuk". Perempuan itu lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya berderai tatkala ia berkata, "Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya. Doakan saya agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya.”
"Apakah dosamu wahai wanita?" tanya Nabi Musa as terkejut.
"Saya takut mengatakannya," jawab wanita tersebut.
"Katakanlah jangan ragu-ragu!" desak Nabi Musa.
Maka perempuan itupun memaksa diri bercerita, "Saya telah berzina."
Kepala Nabi Musa terangkat, hatinya tersentak. Perempuan itu
meneruskan, "Dari perzinaan itu saya pun hamil. Setelah anak itu
lahir, langsung saya cekik lehernya sampai tewas", ucap wanita itu
seraya menangis. Setelah mendengar cerita wanita tersebut, Nabi Musa
marah dan mengusir wanita tersebut keluar dari rumahnya.
Wanita itu menjadi makin bingung. Ia tak tahu kemana lagi hendak mengadu. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya. Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa.
Jibril lalu bertanya, "Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertobat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya?"
Nabi Musa terperanjat. “Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?"
Jibril menjawab, "Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada berzina".
Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan untuk memohonkan ampunan kepada Allah untuk wanita tersebut. Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sembahyang itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya.
Wanita itu menjadi makin bingung. Ia tak tahu kemana lagi hendak mengadu. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya. Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa.
Jibril lalu bertanya, "Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertobat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya?"
Nabi Musa terperanjat. “Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?"
Jibril menjawab, "Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada berzina".
Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan untuk memohonkan ampunan kepada Allah untuk wanita tersebut. Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sembahyang itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya.
Categories:
Tausyiyah
0 komentar :
Post a Comment