Etika Bersenggama
Posted by
Unknown
on
Tuesday, December 23, 2014
with
No comments
Dalam menjalani hubungan intim antara suami istri, Islam mengajarkan
berbagai macam etika yang telah diatur berdasarkan hadits-hadits Nabi,
diantaranya :
• Disunahkan membaca basmalah sebelum menjalani
senggama kemudian membaca surat al-ikhlas dilanjutkan dengan
membaca takbir (allahu akbar), tahlil (laa ilaha illallahu) dan
disunahkan meskipun tidak sedang mengharapkan keturunan dari
persenggamaannya untuk berdoa :
بسم الله العلي العظيم، اللهم اجعلها ذرية طيبة، إن كنت قدرت أن تخرج ذلك من صلبي » « اللهم جنِّبني الشيطان، وجنب الشيطان مارزقتني
Bismillahil 'aliyyil 'adzim, allahumma ij'alhaa dzurriyyatan thoyyibatan in kunta qadarta an takhruja dzalika min shulbi, allahumma jannibni as-syaithana wa jannibis syaithan maa razaqtani.
“Dengan menyebut nama Allah yang agung, Ya Allah, jadikanlah ia anak
yang baik bila Engkau takdirkan ia lahir dari keturunanku, jauhkanlah
aku dari syaitan dan jauhkanlah syaitan dari anak yang akan Engkau
karuniakan kepadaku.” (HR. Abu Daud).
• Berpaling dari arah kiblat, jangan menghadap kiblat saat menjalani senggama sebagai bentuk penghormatan pada kiblat.
• Memakai penutup, jangan melakukan persenggamaan dengan telanjang
bulat karena ini hukumnya makruh sepert sabda Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa salam “Bila salah seorang diantara kalian hendak mendatangi
istrinya, pakailah penutup dan janganlah kalian berdua telanjang seperti
telanjangnya keledai” (HR. Ibn Maajah, Nail al-Authaar VI/194).
• Diawali dengan cumbuan, sentuhan dan ciuman agar romantis.
• Saat seorang suami telah mencapai orgasme, jangan berlalu begitu saja, hantarkan secara perlahan-lahan istrinya dalam mencapai orgasme karena tak jarang pencapaian klimaks seorang wanita datangnya cenderung belakangan.
• Dimakruhkan terlalu banyak pembicaraan saat melakukan senggama.
• Bila tanpa adanya ‘udzur (halangan), jangan biarkan empat malam sekali berlalu tanpa hubungan badan.
• Saat istri tengah datang bulan, sementara keinginan berhubungan tak dapat tertahankan, untuk menghindari keharaman sebaiknya istri memakai kain penutup pada anggota tubuh antara pusar dan lutut saat mencumbuinya.
• Bagi yang menginginkan mengulangi senggama untuk yang kesekian kalinya sebaiknya terlebih dahulu dicuci kelaminnya, karena hal ini dapat menambah gairah dan dapat menjaga kebersihan.
• Tidak ada anjuran khusus menjalani senggama dimalam-malam tertentu seperti malam senin atau jumah namun sebagian ulama ada yang mensunahkan menjalaninya dimalam jumah.
• Disunahkan bagi seorang suami dimalam pengantin saat berkeinginan menjalani persenggamaan terlebih dahulu memegang rambut depan (ubun-ubun) istrinya sambil berdoa :
• Diawali dengan cumbuan, sentuhan dan ciuman agar romantis.
• Saat seorang suami telah mencapai orgasme, jangan berlalu begitu saja, hantarkan secara perlahan-lahan istrinya dalam mencapai orgasme karena tak jarang pencapaian klimaks seorang wanita datangnya cenderung belakangan.
• Dimakruhkan terlalu banyak pembicaraan saat melakukan senggama.
• Bila tanpa adanya ‘udzur (halangan), jangan biarkan empat malam sekali berlalu tanpa hubungan badan.
• Saat istri tengah datang bulan, sementara keinginan berhubungan tak dapat tertahankan, untuk menghindari keharaman sebaiknya istri memakai kain penutup pada anggota tubuh antara pusar dan lutut saat mencumbuinya.
• Bagi yang menginginkan mengulangi senggama untuk yang kesekian kalinya sebaiknya terlebih dahulu dicuci kelaminnya, karena hal ini dapat menambah gairah dan dapat menjaga kebersihan.
• Tidak ada anjuran khusus menjalani senggama dimalam-malam tertentu seperti malam senin atau jumah namun sebagian ulama ada yang mensunahkan menjalaninya dimalam jumah.
• Disunahkan bagi seorang suami dimalam pengantin saat berkeinginan menjalani persenggamaan terlebih dahulu memegang rambut depan (ubun-ubun) istrinya sambil berdoa :
اللهم إني أسألك من خيرها وخير ما جبلتها عليه، وأعوذ بك من شرها وشر ما جبلتها عليه
Allahumma inni as-aluka min khairihaa wa khairi ma jabaltuhaa 'alaiih,
wa a'uudzubika min syarrihaa wa syarri maa jabaltuhaa 'alaiih.
“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada mu kebaikannya (isteri) dan
kebaikan apa yang saya ambil dari padanya, serta aku berlindung kepadaMu
dari kejahatannya dan kejahatan apa yang aku ambil daripadanya" (HR.
Ibn Majah dan Abu Dawud dari Umar Bin Syu’aib dari ayahnya dari
kakeknya, Nail al-Authaar VI/189).
Categories:
Syariah
0 komentar :
Post a Comment