Sigaraning Nyowo (Separuh Nyawa)
Posted by
Unknown
on
Sunday, December 21, 2014
with
No comments
Dalam istilah jawa, sering kita dengar kata kiasan "garwo" yang
merupakan kependekan dari sigaraning nyowo (separuh nyawa atau belahan
jiwa). Kata ini digunakan untuk menyebut pasangan dari suami, atau
sebaliknya. Hal ini berarti suami adalah separuh nyawanya istri, dan
istri belahan jiwanya suami.
Kiasan di atas tidaklah salah atau
tanpa alasan walaupun tidak bisa dibuktikan dengan kenyataan secara
hukum alam, yang mana ketika makhluk hidup diambil separo nyawanya
(mati) maka separo yang lainnya ikut mati. Ketika suami mati belum tentu istrinya mati, atau sebaliknya.
Imam Ghazali mengutip kiasan sebagian Ulama yang mengatakan,
"Sesungguhnya Allah menciptakan ruh atau jiwa kemudian membelahnya
menjadi dua, dari kedua belahan jiwa tersebut saling bertemu di arsy dan
saling mengenal satu sama lain, dan kelak mereka akan bertemu lagi di
dunia." (Ihya' Ulumuddin juz II hlm. 180). Bisa jadi, istilah garwo
terinspirasi dari cerita di atas.
Yang jadi khayalan kita, kenapa ketika masih di alam arwah yang aslinya sudah ketemu dengan belahan jiwanya masing-masing, tidak sempat tanya siapa namanya, dan di mana alamatnya ketika nanti hidup di dunia ? Seandainya tahu, kan gak bikin manusia di dunia pada galau mencari belahan jiwanya masing-masing.
Itulah Kekuasaan Allah Yang Maha Segala-galanya. Wallohu ya'lamu wa antum laa ta'lamun.
Yang jadi khayalan kita, kenapa ketika masih di alam arwah yang aslinya sudah ketemu dengan belahan jiwanya masing-masing, tidak sempat tanya siapa namanya, dan di mana alamatnya ketika nanti hidup di dunia ? Seandainya tahu, kan gak bikin manusia di dunia pada galau mencari belahan jiwanya masing-masing.
Itulah Kekuasaan Allah Yang Maha Segala-galanya. Wallohu ya'lamu wa antum laa ta'lamun.
Categories:
Hikmah
0 komentar :
Post a Comment