Ketika Istri-istri Rasulullah Meminta Kenaikan Uang Belanja
Posted by
Unknown
on
Saturday, February 28, 2015
with
No comments
Ada teladan agung
dalam setiap episode kehidupan Rasulullah Saw. dan para istrinya. Inilah teladan
yang tidak terdapat sedikit pun kecacatan di dalamnya. Teladan nan abadi, harum
dan mewangi sepanjang masa.
Ada sebuah episode, ketika istri-istri
Rasulullah Saw berkumpul dan meminta kenaikan uang belanja. Kisah luar biasa
ini, dikisahkan dengan detail dalam banyak riwayat yang shahih.
Sahabat Jabir bin Abdullah menceritakan. Saat
itu, banyak sahabat yang duduk-duduk di depan rumah Rasulullah Saw. Namun, tak
seorang pun yang diizinkan masuk. Lalu, datanglah Abu Bakar ash-Shidiq ke rumah
beliau Saw. Ternyata, kata Jabir, “Abu Bakar diizinkan masuk.”
Tak berselang lama, datang juga Umar bin
Khaththab. Selepas meminta izin, Umar pun diizinkan masuk ke ruma mulia
tersebut. Di dalamnya, Umar mendapati semua istri Rasulullah Saw tengah
berkumpul.
Belum lama masuk, Umar langsung berkata,
“Sungguh, aku akan mengatakan sesuatu yang membuatmu tertawa, wahai
Rasulullah.” Sahabat yang dijuluki al-Faruq ini melanjutkan, “Wahai Rasulullah,
jika bintu Kharijah meminta nafkah lebih kepadaku, niscaya aku akan berdiri dan
memukul tengkuknya.”
Sang Nabi pun tertawa dan berkata, “Mereka
(istri-istri Rasulullah) saat ini duduk di sekelilingku sebagaimana yang engkau
lihat,” lanjut beliau, “mereka meminta nafkah lebih.”
Seketika itu juga, Abu Bakar ash-Shidiiq berdiri
dan menghampiri ‘Aisyah lalu memukul tengkuknya. Begitupun dengan Umar. Ia
berdiri seraya mendatangi Hafshah dan memukul tengkuknya. Keduanya pun berkata,
“Apakah kalian meminta kepada Rasulullah Saw sesuatu yang tidak dimilikinya?”
Mereka pun menjawab, “Kami tidak meminta kepada
Rasulullah Saw sesuatu yang tidak beliau miliki.”
Rasulullah Saw pun meninggalkan istri-istri beliau
selama satu bulan. Ada yang menyebut tiga puluh hari, ada juga riwayat yang
menyebutkan dua puluh sembilan hari.
Atas peristiwa itu, sebagai solusi kepada
kekasih-Nya itu, Allah Swt menurunkan surah al–Ahzab ayat 28 dan 29.
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, 'Jika kamu sekalian
menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan
kepadamu mut’ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu
sekalian menghendaki (keridhaan) Allah dan Rasulnya-Nya serta (kesenangan) di
negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat
baik diantaramu pahala yang besar.'”
Jabir bin Abdullah melanjutkan riwayatnya, “Lalu, Nabi mendatangi ‘Aisyah.” Disebutkan, bahwa Nabi mengatakan kepada ‘Aisyah akan turunnya ayat ini. Beliau berpesan agar ia tidak tergesa-gesa dalam memberikan jawaban.
Jabir bin Abdullah melanjutkan riwayatnya, “Lalu, Nabi mendatangi ‘Aisyah.” Disebutkan, bahwa Nabi mengatakan kepada ‘Aisyah akan turunnya ayat ini. Beliau berpesan agar ia tidak tergesa-gesa dalam memberikan jawaban.
Kemudian, Nabi Saw. membacakan dua ayat di atas.
Selepas mendengarnya, ‘Aisyah berkata, “Apakah dalam memilih engkau, aku harus
meminta pedapat kepada kedua orangtuaku?!” Tanya sang istri, retoris.
Lanjutnya, “Aku memilih Allah, Rasul-Nya dan negeri akhirat.”
Selanjutnya, ia meminta agar Rasulullah Saw
tidak memberitahukan jawaban tersebut kepada istri beliau yang lain. Nabi
kemudian menyampaikan, “Tidaklah seorang pun dari mereka yang bertanya,
melainkan aku akan memberikan jawabannya.”
Jabir menutup penuturannya sebagaimana
diriwayatkan Imam Muslim dengan menyampaikan sabda Rasulullah, “Sesungguhnya
Allah Swt tidak megutusku sebagai seorang yang menyusahkan ataupun menjerumuskan
orang lain pada kesusahan,” pungkas beliau, “Allah Swt mengutusku sebagai
pemberi pelajaran dan kemudahan.”
Inilah seterang-terangnya petunjuk bagi kaum
muslimin dalam menyelesaikan setiap riak dan gelombang yang terjadi dalam rumah
tangga mereka. Semoga Alah Swt memberkahi semua keluarga kaum muslimin, di mana
pun mereka berada.
Allahumma shalli ‘alaa sayyidina Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad. (kisahikmah.com)
Categories:
Hikmah
0 komentar :
Post a Comment