Berjilbab tapi berakhlak buruk, atau tidak berjilbab tapi berakhlak baik?

Posted by Unknown on Saturday, March 01, 2014 with 2 comments
Jika hidup dengan rasa iman dan takwa serta hati bersih, pastilah seorang wanita akan menutup bagian tubuh yang memang wajib ditutupi dari pandangan orang lain, termasuk kepala dan rambutnya. Dengan bekal itulah, hidupnya akan dipenuhi dengan usaha untuk selalu taat kepada Allah dan selalu ingin beramal kebajikan. Sabda Rasul, "Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman." [HR. Ath-Thabrani]

Memang, seorang yang sudah berjilbab belum bisa dijadikan suatu jaminan bahwa dia bertakwa dan hatinya bersih. Realita yang ada, tidak bisa dipungkiri. Masih sering dijumpai banyak wanita yang berjilbab namun tidak jarang yang masih melakukan kemaksiatan entah apapun jenisnya.

Namun, bagi seorang yang berjilbab dengan dilandasi niatan yang benar, insyaallah akan membuat hatinya perlahan menjadi bersih, karena dia berjilbab dalam upaya mentaati perintah-Nya. Dibutuhkan sebuah proses untuk meraih kebersihan hati yang akan melahirkan kepribadian dan akhlak yang baik. Pesan Nabi saw, "Barangsiapa yang oleh Allah dikehendaki menjadi orang baik, maka akan dipahamkan kepadanya tentang masalah agama." [HR. Bukhari Muslim]

Masih sulit untuk bisa memahami bahwa banyak orang tidak mau taat (memakai jilbab) dengan alibi bahwa hidup itu yang penting hatinya bersih. Tapi bagaimana mungkin bisa bersih, jika yang dilakukan adalah pembangkangan terhadapNya? Dalam sebuah amal, ketaatan kepada Allah tidak hanya cukup dengan hati saja. Tetapi kebersihan hati harus diikuti dengan amal perbuatan yang nyata.

Jadi, bersyukurlah bagi kaum hawa yang sudah berkerudung. Tapi, janganlah berhenti sampai di situ. Dalam hadis Nabi, "Tidak ada suatu amal perbuatan pun dalam timbangan yang lebih baik daripada akhlak yang baik." [HR. Abu Dawud dan Tirmidzi]. Sehingga terwujudlah "wanita yang berkerudung nan berakhlakul karimah".
Categories: