Mandi dan Wudlu Telanjang
Posted by
Unknown
on
Thursday, March 06, 2014
with
No comments
Mandi Telanjang
Mandi dalam keadaan telanjang bulat hukumnya boleh (mubah) tetapi yang lebih utama (afdhol) tidak dengan telanjang.
وجاز
تكشف له ) أي للغسل ( في خلوة ) أو بحضرة من يجوز نظره إلى عورته كزوجة
وأمة والستر أفضل وحرم إن كان ثم من يحرم نظره إليها...... يسن لمن اغتسل
عاريا أن يقول باسم الله الذي لا إله إلا هو لأن ذلك ستر عن أعين الجن
"Diperbolehkan
membuka aurat ketika mandi di dalam ruangan atau di samping mahram yang
boleh melihat auratnya, seperti istri dan budak. Akan tetapi mandi
dengan menutup aurat itu lebih utama. Diharamkan mandi dengan membuka
aurat ketika di tempat tersebut ada orang lain yang haram melihat
auratnya... Disunnahkan bagi yang mandi dengan telanjang agar membaca
do'a; 'bismillahilladzi laa ilaha illa huwa'. Karena hal itu bisa menjadi penutup dari penglihatan jin." (Kitab Fathul Mu'in juz 1 hlm 80)
Suami Istri Mandi Bareng
(فرع)
اعلم أن نظر المرأة إلى زوجها جائز في جميع بدنه كعكسه،نعم إن منعها من
النظر إلى عورته إمتنع عليها النظر اليها بخلاف العكس فإنه جائز قطعا لأنه
يملك التمتع بها ولا تملك التمتع به،لكن نظره الى فرجها قبلا أو دبرا
مكروه إذا كان بغير حاجة والى باطنه أشد كراهة.
"(Cabang)
Ketahuilah, sesungguhnya melihatnya seorang istri kepada suaminya itu
boleh pada semua badannya, hal ini seperti kebalikannya (suami melihat
istri), akan tetapi jika suami melarang kepada istri dari melihat
auratnya suami, maka terlarang bagi istri melihat aurotnya suami.
Berbeda halnya dengan kebalikannya (istri melarang suami melihat
auratnya istri) maka melihatnya suami kepada aurat istri hukumnya boleh
secara pasti, karena suami memiliki hak tamattu' (bersenang-senang) dengan istri sedangkan istri tidak memiliki hak tamattu'
dengan suami, akan tetapi melihatnya suami kepada farjinya istri baik
qubul maupun dubur hukumnya makruh jika tidak ada hajat, jika melihat
batinnya farji maka hukumnya sangat makru." (Kitab Kasyifatussaja hlm 50)
Wudlu Telanjang
Biasanya
ada yang melakukan wudlu setelah selesai mandi dalam keadaan belum berpakaian. Jika
tanpa ada orang lain yang melihatnya maka hukumnya makruh, namun jika ada
orang lain yang melihatnya maka haram.
وأما
مكروهاته فالإكثار من صب الماء وكثرة الكلام في غير ذكر الله والزيادة
على الثلاثة في المغسول وعلى واحدة في الممسوح على الراجح وإطالة الغرة
ومسح الرقبة والمكان الغير الطاهر وكشف العورة
وكشف العورة أي مع عدم من يطلع عليها ، وأما كشفها مع وجود من يطلع عليها غير الزوجة والأمة فهو حرام لا مكروه فقط
“Kemakruhan
dalam wudhu (menurut madzhab maliki): memakai air berlebih, banyak
berbicara selain dzikir, menambah lebih dari tiga kali dalam basuhan dan
lebih sekali dalam mengusap menurut pendapat yang kuat, memanjangkan
basuhan anggota wudhu, mengusap leher, berwudhu di tempat yang tidak
suci, membuka aurat. Membuka aurat ini dalam keadaan tidak
ada orang lain yang melihat, adapun jika ada orang lain yang melihat
selain istri dan budak maka hukumnya haram bukanlah makruh." (Kitab Hasyiyah Addaasuuqi juz I hlm 104)
File Dokumen Fiqh Menjawab
Categories:
Syariah
0 komentar :
Post a Comment