Bersentuhan Kulit Yang Membatalkan Wudlu
Posted by
Unknown
on
Thursday, March 20, 2014
with
No comments
Persentuhan kulit laki-laki dewasa dengan wanita dewasa yang bukan mahram tanpa adanya penghalang dapat membatalkan wudhu.
الرابع
(لمس الرجل المرأة الأجنبية) غير المحرم ولو ميتة، والمراد بالرجل والمرأة
ذكر وأنثى بلغا حد الشهوة عرفاً، والمراد بالمحرم من حرم نكاحها لأجل نسب
أو رضاع أو مصاهرة وقوله: (من غير حائل) يخرج ما لو كان هناك حائل فلا نقض
حينئذ
"(Hal yang membatalkan wudlu) yang keempat adalah
bersentuhan kulit antara laki-laki dan wanita lain yang bukan mahramnya
walaupun berupa mayit. Yang dimaksud laki-laki dan wanita adalah mereka
yang sudah baligh (dewasa) yang umumnya sudah bisa menimbulkan syahwat.
Yang dimaksud mahram adalah orang yang haram dinikah sebab nasab,
persusuan, atau pernikahan. Persentuhan tersebut juga dengan tanpa
adanya penghalang. Maka, ketika ada penghalang (seperti kain) tidak
membatalkan wudlu." (Kitab Fathul Qarib hlm 7)
(أو
لامستم النساء) أي لمستم كما قرئ به لا جامعتم لانه خلاف الظاهر. واللمس
الجس باليد بغيرها أو الجس باليد وألحق غيرها بها وعليه الشافعي.......
والمعنى في النقض به أنه مظنة التلذذ المثير للشهوة وسواء في ذلك اللامس
والملموس
"Dasar kebatalan ini adalah ayat أو لامستم
النساء yang maknanya bukanlah jimak. Lamsu itu bermakna sentuhan atau
pukulan dengan tangan atau lainnya, ini menurut Imam Syafi'i....... Dan
yang dihukumi batal wudlu dengan adanya persentuhan adalah adanya timbul
rasa nikmat yang disebabkan syahwat, baik itu orang yang menyentuh
maupun orang yang disentuh."
والبشرة ظاهر الجلد وفي معناه اللحم كلحم الاسنان. وخرج بها الحائل ولو رقيقا والشعر والسن والظفر، إذ لا يلتذ بلمسها
"Yang
dihukumi bagian kulit (yang membatalkan wudlu) adalah kulit bagian
luar. Maka daging juga dihukumi seperti kulit, dan gusi (daging gigi)
juga dihukumi kulit. Dikecualikan dari kulit adalah penghalang (kain)
walaupun tipis, rambut, gigi, kuku (maka tidak membatalkan wudlu jika
bersentuhan dengan bagian tersebut), hal ini karena jika bersentuhan
tidak menimbulkan rasa nikmat/syahwat."
(بكبر) أي مع كبرهما بأن بلغا حد الشهوة عرفا. وإن انتفت لهرم ونحوه اكتفاء بمظنتها بخلاف التلاقي مع الصغر لا ينقض
لانتفاء مظنتها
"(Dewasa)
syarat bisa membatalkan adalah adanya baligh atau dewasa antara
keduanya, yang umumnya hal itu sudah menimbulkan syahwat, walaupun tidak
menyebabkan syahwat disebabkan tua atau lainnya. Hal ini karena
diperkirakan masih menimbulkan syahwat. Berbeda halnya jika bersentuhan
dengan anak kecil, mkaa tidak batal wudlunya karena tidak menimbulkan
syahwat."
(Kitab Fathul Wahhab juz 1 hlm 10)
Bersentuhannya Suami dan Istri
Dijelaskan dalam hadits dari Muadz bin Djabal.
أن
رسول الله صلى الله عليه وسلم أتاه رجل فقال: يارسول الله ما تقول فى رجل
لقي امرأة لايعرفها وليس يأتى الرجل من امرأته شيئا إلاأتاه منها غير أنه
لم يجامعها قال فأنزل الله عز وجل هذه الأية أقم الصلاة طرفي النهار وزلفا
من الليل, قال فقال له رسول الله صلى الله عليه وسلم : توضاء ثم صل..! قال
معاذ فقلت يارسول الله أله خاصة أم للمؤمنين عامة؟ فقال:بل للمؤمنين عامة
"Rasulullah
saw kedatangan seorang lelaki lalu berkata: 'ya Rasulullah, apa
pendapatmu tentang seorang lelaki bertemu dengan perempuan yang tak
dikenalnya. Dan mereka bertemu tidak seperti layaknya suimi-istri, tidak
juga bersetubuh. Namun, hanya itu saja (bersetubuh) yang tidak
dilakukannya. Kata Rawi Maka turunlah ayat أقم الصلاة طرفي النهار
وزلفا من الليل . Rawi bercerita: Maka rasulullah saw bersabda:
'berwudhulah kamu kemudian shalatlah.' Muadz berkata 'wahai Rasulullah
apakah perintah ini hanya untuk orang ini, atau umum untuk semua orang
mu’min?' Rasulullah saw menjawab, 'untuk semua orang mu’min’." (HR.
Ahmad dan Daruquthni)
Ada juga hadits lain yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar dari ayahnya:
قبلة الرجل امرأته وجسه بيده من الملامسة فمن قبل امرأته أوجسها بيده فعليه الوضوء (رواه مالك فى الموطأ والشافعى )
"Sentuhan
tangan seorang laki-laki terhadap istrinya dan kecupannya termasuk pada
bersentuhan (mulamasah). Maka barangsiapa mencium istrinya atau
menyentuhnya dengan tangan, wajiblah atasnya berwudhu." (HR. Malik dalam
Muwattha’ dan as-Syafi’i)
Hadits ini jelas menerangkan
bahwa bersentuhan dengan istri itu membatalkan wudhu seperti halnya
batalnya wudhu karena mencium istri sendiri.
File Dokumen Fiqh Menjawab
Categories:
Syariah
0 komentar :
Post a Comment